- Pixabay/Collusor
VIVA.co.id – Mengisap jari adalah salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan oleh balita. Tak sedikit pula yang akhirnya membawa kebiasaan ini hingga mencapai umur lima tahun.
Banyak yang bertanya apakah kebiasaan ini wajar. Untuk anak berusia 0-18 bulan hal ini adalah wajar. Hal ini disampaikan oleh spesialis anak, dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC. Di usia tersebut anak mengalami fase oral, yaitu fase saat anak mendapatkan kenyamanan dari aktivitas yang dilakukan oleh mulutnya.
"Kalau dari sisi perkembangan anak mereka punya fase oral. Anak usia 0 sampai 18 bulan ada di fase ini. Artinya, apa pun yang bikin dia nyaman, dia dapat dari mulutnya, sehingga kalau enggak disusui mereka masukkan barang ke mulut," ujar dr. Wiyarni.
Dia mengatakan hal ini umum terjadi pada anak. Tak hanya itu, banyak yang mengira bahwa mengisap jari adalah tanda bahwa sang anak kelaparan, padahal kenyataannya tidak demikian.
"Isap tangan semua anak melakukan. Pada bayi isap tangan bukan tanda lapar tapi bosan," ungkapnya.
Kebiasaan ini perlahan akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, jika kebiasaan ini terbawa hingga anak cukup besar, Anda harus mulai mengalihkan perhatiannya dari jari tangan pada hal yang lebih menarik. Tentunya pengalihan ini tidak bisa dengan paksaan dan langsung mendapati perubahan.
"Pada anak yang sudah besar itu bisa diberitahu untuk pelan-pelan dihentikan. Cari kegiatan lain, dia akan lupa mengisap jempolnya. Prinsipnya enggak melarang dengan frontal, tapi mengalihkan untuk melupakan mengisap tangan," jelasnya. (ase)