Runut Sejarah Radio, Kunjungi Museum Ini

Museum Radio Surakarta
Sumber :
  • Fajar Sodiq
VIVAlife - Rabu, 11 September diperingati sebagai hari penyiaran nasional. Bertepatan dengan momen ini, Museum RRI Surakarta sebagai pionir media penyiaran nasional mendirikan Museum Penyiaran RRI Surakarta.
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Santoso, Ketua LPP RRI Surakarta menyebut bahwa museum ini dibangun untuk mengenang Mangkunegara VII sebagai bapak penyiaran Indonesia sekaligus pendiri Solosche Radio Vereeniging  (SRV) tahun 1933.
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Siaran SRV yang berbasis pada budaya pribumi mampu menyaingi Nederlands Indische Oemroep Maatschappij yang ingin mengubah pola pikir masyarakat pribumi untuk pro Belanda.
5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

"SRV yang dibangun oleh Mangkunegara inilah yang menjelma menjadi RRI Surakarta. Setelah RRI Surakarta kemudian muncul cabang-cabang radio penyiaran di daerah, " katanya.

Dijelaskan olehnya, museum ini akan menampung piranti penyiaran, termasuk media penyiaran yang digunakan saat perjuangan kemerdekaan.

"Di museum ini ditunjukkan alat-alat penyiaran yang digunakan oleh angkasawan saat menyelenggarakan radio gerilya di Balong. Perlu diketahui saat itu pemancaranya diletakkan di kandang kambing dan sempat diberondong peluru oleh Belanda, " ujarnya.

Museum yang menempati lantai dua di gedung Sarsita Mangunkusuma komplek RRI Surakarta itu memiliki sejumlah koleksi. Antara lain: radio receiver merek Philips buatan Belanda tahun 1948, generator kuno buatan tahun 1948 yang digunakan sebagai pembangkit listrik manual, tape recorder merek Philips buatan tahun 1948, pemutar piringan hitam merek Antoria yang dibuat tahun 1948 dan koleksi lainnya. Tertarik berkunjung? (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya