Air Mancur Taman Sri Baduga Purwakarta dan Semangat Budaya

Sumber :

VIVA.co.id – Bertemu Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi, adalah suatu kesempatan yang menarik. Kiprah bupati nyentrik ini sebelumnya banyak kita ketahui dari media massa. Tentang kreativitas budayanya, menggerakkan kesenian, memajukan infrastruktur pembangunan desa, dan menggerakkan tradisi hidup yang lebih baik di era modern.

Wajib Tahu, Fakta Keren Air Mancur Purwakarta

Malam Mnggu, tepatnya 6 Februari 2016 di Taman Sri Baduga, Kang Dedi Mulyadi bersama ribuan orang menyatu menikmati air mancur mewahnya. Karya besar air mancur  yang diberi nama Sri Baduga itu memang benar-benar luar biasa. Pancaran sinar lampu warna-warni, dendang musik yang menyentuh hati adalah sebuah kenikmatan besar bagi rakyat Purwakarta dan siapa saja yang ingin menikmati hiburan gratis setiap malam minggu.

Sedikit cerita dari Bupati, saya mendapatkan beberapa hal menarik dari sebuah visi besarnya tentang pentingnya kebudayaan. Kebudayaan ini tidak lepas dari niatnya membangun air mancur Taman Sri Baduga yang megah dan menjadi hiburan gratis rakyat itu.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Kang Dedi Mulyadi bilang, kebudayaan nasional harus dibangun dari kebudayaan daerah. Ide-ide pemikiran nasional harus tumbuh dari bawah. Karena itu, yang terpenting dari kepala daerah di bawah seperti bupati harus punya inisiatif berkaitan ide-ide besar sekalipun ruang lingkupnya terbatas pada kabupaten atau kota. “Mengapa kita selalu harus kagum dengan apa yang dimiliki bangsa luar dan tidak bisa kagum terhadap kreasi bangsa sendiri?” ujarnya memancing kita berpikir.

Rupanya Kang Dedi Mulyadi ingin rakyatnya punya kebanggaan pada kreasi cipta bangsanya sendiri. Ini sangat berguna membangun mentalitas bangsa yang selama ini cenderung inlander atau merunduk pada bangsa besar di luar negeri dan tidak menghargai karya bangsa dirinya. Karena itu untuk sebuah penghargaan pada diri sendiri, Kang Dedi Mulyadi berjuang keras melalui kreasi seni untuk memajukan kebudayaan, memajukan jiwa sosial kemasyarakatan rakyat dan menjadikan semua orang berpacu dalam kreasi.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Kang Dedi Mulyadi juga mengatakan kalau dirinya justru merasa mendapatkan tempat di kabupaten karena sentuhannya dengan rakyat begitu dekat dan bisa melakukan tindakan-tindakan struktural yang secara langsung bisa dikontrol oleh dirinya di tingkat lapangan. Itulah sebabnya ia merasa bersyukur dengan kerja kerasnya banyak yang menghasilkan prestasi.

Kang Dedi Mulyadi punya pandangan nasional dengan mengungkapkan bahwa keberadaan dirinya sebagai bupati serius dalam membela identitas budaya nasionalnya. Karena dirinya berada dalam masyarakat Purwakarta, maka ia bergerak di atas kebudayaan daerahnya, kesundaan. Kang Dedi Mulyadi sekalipun mengusung kesundaan bukan berarti ia menganut sundaisme dan berpandangan sempit sunda sebagai sebuah kemutlakan.

Jauh dari pikiran sempit itu, Kang Dedi Mulyadi berpikiran universal bahwa kebudayaan juga hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan, yakni mengangkat derajat hidup manusia atau memanusiakan manusia. Tidak sepantasnya manusia menjadi budak, apalagi di negerinya sendiri. Karena itu etos dan etik (kebudayaan) selalu digarap serius supaya perilaku hidup rakyat terarah, meningkat terus dan mencapai derajat yang jauh dari kehinaan seperti menjadi pengemis, pencuri, dan lain sebagainya.

Malam itu, Kang Dedi Mulyadi juga cerita kalau esok hari dirinya akan mendapatkan penghargaan dalam bidang kebudayaan pada Hari Pers Nasional 2016 di Nusa Tenggara Barat. Katanya, di antara sekian bupati seperti Bupati Wakatobi Hugua, Walikota Sawah Lunto Ali Yusuf, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Bupati Belu Wilhelmus Foni, Bupati Tegal Enthus Susmono, dan Walikota Tomohon; Jimmy F Eman, dirinya menjadi bagian yang akan mendapatkannya.

Taman Sri Baduga, banyak orang hadir di sana. Seseorang bilang kalau pada empat minggu sebelumnya banyak orang Purwakarta yang hadir. Sekarang sudah mulai banyak didominasi orang luar. Plat B, D, E, F, dan lain sebagainya mewarnai parkiran di pinggir-pinggir jalan Taman Sri Baduga. Orang-orang luar kota banyak berdatangan ke Purwakarta karena air mancur ini begitu fenomenal dan menjadi liburan alternatif di luar Bogor atau Bandung. (Cerita ini dikirim oleh Ferlitahus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya