Surat untuk Bidadariku

Ilustrasi surat cinta
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id – Untukmu aku menunggu, untukmu juga aku menanti
Bahkan sebelum Adam dan Hawa diturunkan ke bumi
Sadarlah, aku tengah menunggumu dengan terengah-engah
Menghirup oksigen dengan berharap kehadiranmu
Satu-satunya obat penawar lelah

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Kucoba untuk tetap sabar dan tegar, demi rencana Tuhan
Yang akan menghantarkanmu padaku dengan rasa sadar
Namun seandainya Tuhan lebih dulu memanggilku sebelum aku menemuimu
Percayalah, Tuhan akan segera mempertemukanmu dengan penggantiku
Dan yang pasti, lebih baik untuk bersamamu dan menemani hidupmu
 
Atau mungkin juga Tuhan ingin kita bertemu di tempat yang lebih baik
Tempat dimana tak ada yang namanya rasa sakit
Atau pun tangis karena masa lalu yang masih terungkit
 
Percayalah, di manapun kita bertemu
Kupastikan akan selalu ada senyum untukmu
Senyum terindah untuk pasanganku
Seraya berkata, “Kutunggu Kau Bidadariku”
 

(Puisi ini dikirim oleh Ian Wicaksana, Klaten)

Jadi Dewa Mabuk Sehari
Hari pertama saat berlangsungnya Mubes HIMSI UMI, Makassar.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Acara besar ini akan berlangsung selama dua hari.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2016