Seni Serat Indonesia Masa Kini di Yogyakarta

Seni serat Indonesia
Sumber :

VIVA.co.id – Siapa sangka di tengah masifnya gelaran pameran seni di Indonesia ternyata ada satu pameran yang mungkin saja luput dari perhatian kita. Pameran ini adalah pameran seni serat Indonesia atau yang diberi nama Pameran Fiber Face Indonesia.

Ragam Kendaraan Listrik Canggih Siap Meriahkan Pameran PEVS 2024

Fiber Face memang direncanakan sebagai serangkaian pameran yang secara khusus menyoroti seni serat Indonesia. Pameran-pameran ini bermaksud untuk memberi ruang bagi apresiasi seni serat kontemporer. Namun di dalam Fiber Face sengaja disertakan pula sorotan yang fokus kepada seni serat tradisional, dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan kepada warisan budaya.

Ini dilakukan dengan harapan bahwa sorotan ini bisa menjadi sebentuk sosialisasi dalam masyarakat terhadap nilai warisan budaya. Seni serat Indonesia mewarisi budaya estetis yang kaya, majemuk, serta sudah hidup sejak ribuan tahun silam dan hingga kini masih terus hidup di penjuru alam pedesaan negeri ini. Namun sayangnya, aktivitas kreatif ini sering tidak dianggap sebagai kesenian, sehingga tradisi seni serat lokal secara turun-temurun sering tersimpan di balik khasanah budaya agraris.

Pameran Sampul Manusia Mempersembahkan Cerita Unik Lewat Desain Buku

Sementara itu perkembangan senirupa kontemporer yang pesat justru lebih terfokus pada wacana-wacana dari luar Indonesia. Hal ini mengakibatkan kesenjangan hubungan antara senirupa kontemporer dengan kearifan lokal akar budaya setempat. Apa yang berpotensi terjalin dinamis, menjadi timpang. Semestinya kedua dunia ini hidup berdampingan di mana masing-masing secara dinamis dapat saling memperkaya, saling membagi, dan tukar ilmu.

Untuk membangun hubungan interaksi dua arah seperti itu, diperlukan dialog dan kolaborasi yang dapat berlangsung mulai tingkat pengetahuan bahan, teknik penanganan, fungsi dalam budaya, hingga proses kreatif. Fiber Face Indonesia pada dasarnya pameran seni bertaraf internasional. Hal ini terlihat sejak pameran kedua Fiber Face, Kolaborasi Lintas Kebudayaan Indonesia yang diadakan pada tahun 2008.

Makan Kacang Secara Berlebihan Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan, Apa Saja?

Pameran ini menampilkan karya kolaborasi antara Agus Ismoyo dan Nia Fliam dengan berbagai komunitas adat di seluruh dunia serta kolaborasi mereka dengan studio Brahma Tirta Sari. Kolaborasi internasional mereka termasuk kerjasama dengan seniman Aborigin di Northern Territory di Australia, para seniman di Mali, dan para seniman Salish di Amerika Serikat.

Pameran ini melanjutkan perjalanannya ke lokasi-lokasi berikut: Taman Budaya di Yogyakarta-Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC-Amerika Serikat, Pusat Seni Visual Richmond di Kalamazoo, Michigan-Amerika Serikat, dan Galeri Island Bainbridge Island di Washington-Amerika Serikat.

Apa yang terbaru dari Fiber Face Indonesia tahun ini? Tentunya tahun ini, tepatnya bulan februari 2016 Fiber Face 4 sudah mulai berjalan. Hal tersebut juga mendapat sambutan dari para seniman yang terbukti mendaftar secara luas, dan tanggapan-tanggapan positif sudah mulai berdatangan untuk Fiber Face 4 ini. Hal lain yang tim Fiber Face Indonesia persiapkan adalah workshop kuratorial yang diadakan pada tanggal 21-28 Februari 2016 di Studio Babaran Segaragunung.

Workshop ini akan berfokus pada profesional-profesional muda yang memiliki ketertarikan untuk belajar lebih banyak tentang kuratorial secara umum, dan ketertarikan untuk mendukung perkembangan kesenian serat dalam bentuknya yang beragam, tetapi tetap memahami pentingnya kaitan dengan tradisi serat. Karena di Indonesia dan berbagai negara lain, tekstil adalah bentuk ilmu budaya daerah.

Pada beberapa minggu terakhir bulan Februari, proses kuratorial pameran online akan dimulai. Jadi tetaplah ikuti terus selagi kami akan terus mempublikasikan kesenian-kesenian serat yang mengagumkan dari berbagai pelosok dunia. Dan kabar terbarunya, Fiber Face 4 akan diselenggarakan lagi di kota sejuta seni, Yogyakarta. Untuk Pameran Fiber Face 4 baru akan dilaksanakan sekitar bulan Mei 2016 nanti di area Galeri seni, Yogyatorium. Untuk info lengkap dan lanjut, kita dapat melihat di web fiberfaceindonesia.org. (Tulisan ini dikirim Lukiantoro, Yogyakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya