Bengkulu Butuh Jalur Alternatif

Truk tronton terjerembab di Jalan Gunung atau Jalan Liku 9, kabupaten Bengkulu Tengah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Ada yang pernah ke Kota Bengkulu melalui jalur darat? Bagaimana rasanya ketika melintasi jalur darat ke Kota Bengkulu? Kota di luar Provinsi Bengkulu yang paling dekat dengan Kota Bengkulu adalah Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Dari dua daerah tersebut hanya butuh waktu sekitar 3,5 sampai 4 jam perjalanan ke Kota Bengkulu, jauh lebih cepat dibandingkan jika harus ke Kota Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Maka tidak heran, jika warga di dua wilayah tersebut ingin melakukan perjalanan via udara mereka akan lebih memilih menuju ke Bandara Fatmawati, Bengkulu. Apalagi maskapai yang tersedia di bandara ini sudah cukup banyak, mulai dari Sriwijaya Air, Lion Air, Air Asia, hingga Garuda Indonesia, yang setiap hari pulang-pergi (PP).

Warga dua kota tersebut pergi ke Kota Bengkulu bukan hanya karena ingin melakukan perjalanan udara, tapi termasuk juga urusan wisata. Mereka sering ke Bengkulu karena ingin menikmati suasana pantai yang sangat dekat jaraknya dengan pusat kota. Maklum, di Kota Lubuklinggau dan Musirawas tidak ada pantai. Tak hanya dua kota itu saja, tetapi kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan juga sering melakukan perjalanan ke Kota Bengkulu untuk berwisata, seperti Kota Pagar Alam, Empat Lawang, Muara Enim, Lahat, dan sebagainya.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Jika menggunakan jalur darat dari Lubuklinggau, Musirawas, bahkan Jambi, Lahat, dan Muara Enim, jalur yang harus dilalui adalah melalui Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Benteng Provinsi Bengkulu. Apabila dari Pagar Alam dan Empat Lawang biasanya melalui Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Tengah. Apabila sudah memasuki Kabupaten Kepahiang, maka pengguna jalan akan menemui jalan yang berkelok-kelok dan terjal di sepanjang jalan, hingga memasuki Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Di sepanjang jalan, pengguna jalan akan menemui hutan belantara, tebing-tebing tinggi, dan jurang yang sangat rawan terjadi longsor dan pohon tumbang. Bahkan sudah beberapa kali kendaraan bertonase besar dan panjang harus terjerembab dan terbalik karena tak mampu menanjak. Kami menyebutnya Jalan Gunung, karena memang jalan tersebut membelah gunung.

Jadi Dewa Mabuk Sehari

Syukurnya, sejak beberapa bulan terakhir ini kondisi jalan sudah bagus dan mulus. Tidak seperti beberapa tahun silam, kondisi jalan buruk banyak lubang. Hanya saja, kerawanan akan terjadinya longsor dan kecelakaan tunggal mobil besar masih menjadi ancaman terbesar. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini.

Seperti yang terjadi pada Sabtu, 30 Januari 2015 lalu, sebuah mobil tronton terjerembab hingga melintangi jalan. Akibatnya, hingga Minggu 31 Januari 2015 perjalanan menjadi macet total hingga puluhan kilometer. Pengendara harus mengantre hingga 3 jam lebih, karena pihak kepolisian terpaksa melakukan buka tutup jalan. Bahkan sebelumnya, kendaraan-kendaraan besar seperti bus dan truk-truk sama sekali tidak bisa melintas. Baru keesokkan harinya bisa melintas, karena posisi truk tronton baru bisa digeser sedikit, tetapi tetap saja belum dievakuasi.

Saya termasuk orang yang berada di kemacetan tersebut. Bisa dibayangkan bagaimana kalau seandainya ada orang sakit yang membutuhkan rujukan segera ke rumah sakit provinsi. Rumah sakit yang sering melakukan rujukan ke rumah sakit Provinsi Bengkulu itu adalah Rumah Sakit Curup, Rejang Lebong, dan Rumah Sakit Kepahiang. Termasuk juga ketika harus melakukan rujukan ke rumah sakit pusat di Jakarta sehingga harus menggunakan pesawat terbang. Belum lagi persoalan mereka yang sudah terlanjur memesan tiket pesawat menuju Jakarta karena ada urusan mendesak. Tentu sangat merugikan sekali.

Namun sayangnya, jalur darat dari arah timur Provinsi Bengkulu hanya itu satu-satunya. Meskipun sudah sering terjadi longsor, pohon tumbang, dan lakalantas yang mengakibatkan kemacetan panjang namun hingga saat ini belum ada upaya membangun jalur alternatif lainnya yang membuat pengendara menuju dan dari Kota Bengkulu bisa segera dialihkan. Kalau pun ada jalan lain yaitu dari kecamatan Hujan Mas, Kabupaten Kepahiang - Susup - Lubuk Unen – Lubuk Sini – Bajak I kondisi jalannya sangat memprihatinkan dan tidak semua kendaraan bisa melintasi jalur tersebut karena rusak parah dan belum dibangun maksimal.

Menurut mereka yang pernah melintasi jalur tersebut, kedaan jalan sangat rusak, banyak lubang dan berbatu. Tentu saja mereka yang belum mengetahui persis medan jalan tersebut sangat khawatir dan tetap memilih jalur gunung. Karena itu, sebagai warga Bengkulu saya sangat berharap Pemerintah membangun jalur alternatif menuju kota Bengkulu dari arah timur provinsi Bengkulu. Karena jalan yang baik dan lancar juga akan berpengaruh terhadap perekonomian Bengkulu. Belum lagi jika ada urusan yang sangat mendesak.

Menurut hemat saya, pemerintah belum sama sekali berusaha membangun atau meningkatkan status jalan alternatif hingga benar-benar layak dilalui. Apakah karena persoalan jalan ini juga yang mengakibatkan Provinsi Bengkulu termasuk daerah tertinggal dan kalah dengan provinsi-provinsi lainnya yang baru berdiri dibandingkan Bengkulu. (Tulisan ini dikirim oleh Iman.crp, Bengkulu)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya