Badan Saya Overweight

Ilustrasi gendut
Sumber :

VIVA.co.id – Pernah ngalamin yang namanya overweight alias kelebihan berat badan? Bagaimana rasanya? Apa lutut menjadi linu gara-gara tidak kuat menahan perut yang makin membuncit? Atau telinga jadi sakit karena dikomentari negatif oleh orang-orang?

7 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula untuk Kesehatan, Bisa Turunkan Obesitas

Dua bulan belakangan ini, saya lagi benar-benar merasa overweight alias kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan ini lebih karena pola makan yang tidak teratur. Biasalah kalau lagi semangat kerja, makan siang pun jadi makan malam dan sehabis makan langsung lanjut tidur. Wajar kalau perut jadi semakin membuncit.

Satu hal yang bikin saya sadar kalau saya lagi kegendutan adalah ketika saya datang ke tempat setting langganan saya. Kebetulan sudah sekitar dua bulan saya enggak ke sini, dan waktu ketemu sama operator setting yang jadi langganan saya yaitu si Mbak Cindy, dia seperti kaget melihat saya, "Ini Sani? Kok mukanya beda sama waktu terakhir ke sini? Lebih besar dan pipinya jadi tembem banget," kata Mbak Cindy kebingungan.

85 Persen Ibu Pilih Beri Susu Formula Ketimbang ASI, Ahli Ungkap Dampaknya

Segitu gendutnyakah saya sampai muka saya bikin pangling? Si Mbak Cindy ini operator langganan saya yang sering saya sogok pakai ice cream biar kerjaan saya diduluin. Dan kalau dia sampai bingung lihat saya, itu artinya memang ada yang enggak beres nih.

Bukan cuma Mbak Cindy saja, teman papa saya yang kebetulan sedang datang ke rumah juga berkomentar yang sama, "De, makin gendut aja. Calon bos nih." Dibilang calon bos ya saya aminin, tapi kalimat makin gendut itu yang bikin saya lesu. Puncak dari kegendutan saya adalah saat saya yang biasanya pake baju size L sekarang naik menjadi XXL, dan celana saya mulai sempit semua. Bahkan ada baju dua tahun lalu yang enggak pernah saya pakai karena kegedean, sekarang jadi muat waktu saya pakai.

Sama-sama Atasi Obesitas, Apa Perbedaan Operasi Bariatrik dan Balon Lambung?

Tidak ada jalan lain kecuali saya harus mulai diet total. Dalam ingatan saya, saya sempat dua kali mengalami masa obesitas yaitu waktu kelas 5 SD dan 1 SMP. Dulu, saya punya gebetan waktu kelas 1 SMP. Namanya Lia, dan saat itu saya memang benar-benar tertarik banget sama dia. Kita sering pulang seangkot berdua karena kebetulan kita satu arah pulang.

Dari temannya, saya dapat info kalau dia tidak suka cowok gendut karena suatu alasan. Mendengar temannya bilang begitu, saya langsung mati-matian menurunkan berat badan. Saya yang setiap pagi diantar papa, menolak buat diantar lagi. Saya lebih memilih naik sepeda untuk membakar lemak. Saya yang biasa jajan nasi kuning di sekolah setiap istirahat, memutuskan buat enggak pernah jajan lagi.

"De, Mama mau beli lele. Kamu mau enggak?" kata mama suatu hari. "Enggak mau, aku enggak makan malam". Demi kamu Lia, sampai lele crispy favorit saya pun saya lewatin. Yakin deh, mama pasti bingung saat itu. Saya yang paling doyan makan lele, tumben-tumbenan nolak pas ditawarin lele. “Biar lele saya lewatin yang penting Lia tidak akan saya lewatkan,” pikir saya saat itu.

Setelah beberapa minggu kemudian, berat badan saya turun drastis. Saya jadi mengecil, pipi mulai kempes dan perut nyaris rata. Setelah liburan kenaikkan kelas dan saya ketemu Lia lagi setelah satu bulan libur, reaksi dia adalah, "Sani kok kurus begini? Kamu jadi jelek loh kalau kurus." Ahh...

Dan sekarang, cara yang sama ketika saya SMP itu akhirnya saya pakai lagi agar berat badan saya kembali normal. Beberapa teman saya memakai cara ekstrem supaya kurus, misalnya dengan tidak makan seharian atau yang pernah saya lihat ada yang sampai menanam sejenis paku di dekat telinganya dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu makan. Ngeri! Tidak perlu sih menurut saya pakai cara-cara yang menyiksa tubuh.

Tips dari saya, setiap pagi saat bangun tidur minumlah air putih minimal dua gelas. Sehabis minum, lakukan olah raga ringan (kalau saya biasanya fitnes santai). Jam 10 pagi, saya makan buah-buahan dianjurkan pisang karena mengenyangkan. Siang hari saat makan siang baru makan berat. Tapi nasinya tidak usah banyak-banyak, lauknya boleh banyak (dianjurkan sayur-sayuran). Kemudian, sejak mulai makan siang sampai malam jangan makan lagi. Kalau lapar, cukup makan pisang secukupnya. Dan saya tambah dengan olah raga malam seperti sepeda, renang, futsal atau kadang basket.

Lakukanlah secara teratur, dan yap setelah tiga minggu berat badan saya turun 7 kg. Masih belum normal sih karena butuh turun beberapa kg lagi. Dan untuk ngetes apakah diet saya berhasil atau tidak adalah dengan saya datang ke Mbak Cindy lagi. "Wah Sani, sudah kurus lagi ya sekarang," kata Mbak Cindy ketika melihat saya. "Jadi ganteng lagi kayak dulu enggak?" goda saya, "Gak juga sih" jawabnya enteng. (Cerita ini dikirim oleh Stefanus Sani, Bandung)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya