Antara Menjadi Seorang Youtuber atau Penulis

Ilustrasi
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Banyak profesi dan berbagai pekerjaan di dunia ini yang bisa menghasilkan uang, mau itu sedikit ataupun banyak. Aku sendiri tidak terlalu memilih-milih pekerjaan. Pekerjaan apa saja akan aku lakukan, jika itu memang sudah menjadi jalannya.

Pergilah Dinda Cintaku

Fenomena Youtuber sedang marak-maraknya di negara kita yang tercinta ini. Penghasilan mereka dalam membuat sebuah video tidak bisa dibandingkan dengan banyaknya penghasilan mereka yang bekerja sebagai seorang pegawai ataupun karyawan yang digaji setiap satu bulan sekali. Bahkan penghasilan mereka bisa jauh lebih besar dari mereka yang masih berstatuskan pegawai honor.

Dengan bermodalkan keberanian, mental yang cukup besar, rasa percaya diri, dan yang lebih penting lagi yaitu wajah dan tampang yang memungkinkan, orang-orang yang berpikir untuk menjadi Youtuber pasti akan bisa terkenal dan dikenal dengan cepat. Namun untuk menjadi Youtuber, menurutku adalah kreativitas dan ide-ide cemerlanglah yang patut diacungi jempol dan dinilai baik oleh mereka yang menonton video tersebut.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Sebut saja nama Bayu Skak. Banyak Youtuber di Indonesia yang kreatif dan menginspirasi, namun hanya nama Bayu Skak yang membuatku sadar betapa susahnya untuk meraih kesuksesan. Apalagi kreativitaslah yang aku junjung tinggi dalam menilai seorang Youtuber. Aku sempat berpikir untuk menjadi seorang Youtuber. Aku sempat juga membuat video yang telah aku upload ke channel Youtube yang sudah aku buat sejak aku masih duduk di bangku SMK.

Dulu aku berkeinginan membuat video tutorial dan permasalahan yang anak-anak seumuranku alami. Karena banyak anak seumuranku waktu itu mengalami masalah yang cukup berat dalam belajar dan bergaul di sekolah. Bukan hanya itu, sebagai tambahan aku juga ingin menambahkan beberapa hiburan, seperti membahas masa kecil dan tentang hal yang mendidik dan merusak. Namun karena tidak adanya fasilitas yang memadai, maka keputusan itupun aku urungkan.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Hingga pada akhirnya, pada tahun 2015 ideku untuk membuat video yang membahas semua yang sudah aku pikirkan, ternyata sudah keduluan dipergunakan oleh Youtuber yang sering disapa Bayu Skak. Melihat beberapa videonya, aku jadi tergerak kembali untuk membuatnya. Namun masih dengan keadaan yang sama, fasilitas yang aku punya, tidak memadai untuk membuat video tersebut.

Kalau soal edit-mengedit, aku bisa. Namun hasil video yang aku buat sangatlah buruk dan buram dengan suara yang tidak terlalu jelas untuk didengar. Namun siapa sangka, yang namanya keberanian langsung timbul begitu saja. Aku mulai membuat video di awal-awal tahun 2015, namun nyatanya masih sepi. Bahkan aku juga tidak menemukan sama sekali mereka yang mereview video yang aku buat, maka aku pun menghapusnya. Menjadi patah semangat, aku pun menyerah.

Memasuki awal tahun 2016, aku mencoba lagi. Bahasanku waktu itu adalah tentang perjuanganku untuk menjadi seorang penulis. Video yang berupa sebuah aktivitasku dalam berjuang untuk menjadi seorang penulis, aku gambarkan dan rekam di dalamnya. Dan ternyata di tahun 2016 ini, video yang menggambarkan berupa aktivitas seseorang menjadi sebuah trending topik, dan sekarang dinamakan Vlog.

Aktif kembali membuat video, ternyata hasilnya sama saja seperti tahun-tahun yang lalu. Video yang aku buat dan edit, sepi, tidak ada pengunjung. Dan, memang benar apa yang dikatakan Bayu Skak di dalam salah satu videonya, kalau mau videomu ditonton banyak orang, setelah dibuat, share, share dan share. Kalau perlu sampai teman-teman kalian tersebut bosan.

Hingga akhirnya aku teringat akan kata-kata seorang pepatah, “Jadilah diri sendiri, jangan mau jadi orang lain”. Aku pun akhirnya beralih untuk melanjutkan perjuanganku yang sudah aku mimpi-mimpikan sejak SD kelas 6, yaitu menjadi seorang penulis. (Cerita ini dikirim oleh ridhoadhaarie)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya