Jelang Pilkada 2017, Pati Diteror Kampanye 'Black Magic'

Baliho pasangan Haryanto-Saiful Arifin bertebaran di Kabupaten Pati. (HCA)
Sumber :

VIVA.co.id – Jelang Pilkada 15 Februari 2017, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, beberapa kali diteror kampanye hitam. Terakhir awal September 2016 lalu, teror bersifat black magic dan meresahkan warga yang berupa pengiriman paket kepala anjing di rumah dinas Sekda Kabupaten Pati dan di halaman gedung DPRD Pati. Polres Pati belum bisa menyingkap siapa dalangnya. Sekelompok warga menjanjikan hadiah Rp 50 juta bagi yang menemukan pelakunya.

Keluarga di Konawe Selatan Dituduh Punya Ilmu Hitam, Rumahnya Dibakar

Sementara orang menduga si pelaku adalah oknum tertentu dibantu oknum suruhan yang terkait di Pilkada. Sasarannya juga orang tertentu yang berkuasa dan yang mencalonkan diri di Pilkada serta dianggap saingan berat.

Beberapa bulan lalu beredar selebaran dialamatkan kepada Saiful Arifin (SA), pemilik hotel bintang lima satu-satunya di Pati. SA sebelumnya lewat partai Nasdem menyatakan maju Pilkada sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Haryanto, petahana yang kini Bupati Pati. Selebaran ditempel di jalan-jalan Kota Pati, menuding SA beristri tiga, tapi masih merebut istri orang lain.  

Kasus Cungkil Mata Anak, Wabup Gowa: Waspadai Ilmu Hitam

SA sendiri tidak memberikan reaksi apapun, kecuali menyerahkan pada polisi untuk mengusutnya. Tak lama kemudian, selebaran serupa beredar lagi, juga ditempel di tepi jalan-jalan protokol Kota Pati. Tetapi SA tetap tidak bereaksi. Sedangkan aparat berwajib setempat belum melakukan langkah apapun.

Berikutnya beredar di masyarakat bendera Partai Nasdem, bergambar pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pati, SD dan SA. Padahal SD saat ini tidak maju Pilkada sebagai calon Bupati. Lagi pula, SA dicalonkan Nasdem bukan dipasangkan dengan SD. Pengurus Nasdem Pati melaporkan kasusnya ke polisi. Tapi lagi-lagi polisi menyatakan belum bisa mengungkap kasusnya.

Fakta dan Kronologi Mata Anak Dicongkel oleh Ibu Kandung

Terakhir muncul teror ganda. Selain ditujukan guna menteror pihak tertentu, juga bersifat black magic, berupa paket kepala anjing. Pada malam hari ditaruh di rumah dinas Sekda Pati, Desmon, yang kebetulan berseberangan dengan hotel milik SA dan di halaman DPRD Pati. Dalam paket ada pamflet hujatan pada SA. Legislatif dan Eksekutif Pati menilai, teror kali ini telah menimbulkan keresahan warga. Aparat diharap bisa segera menangkap pelakunya.

Sebuah komunitas setempat seakan tak puas atas kinerja aparat penegak hukum. Lalu menebar pengumuman/sayembara pada masyarakat. Barang siapa yang bisa menemukan pelaku teror akan diberi hadiah Rp50.000.000. Hingga pertengahan September 2016, belum ada satu pihak yang berhasil mendapat hadiah tersebut.

Teror ini mengingatkan Pilkada Pati 2012 yang juga dibumbui teror serupa. Saat itu seorang peserta Pilkada menyuruh oknum dengan imbalan Rp150.000 untuk menghabisi lawan berat di Pilkada. Caranya dengan menanam buntalan pocong di halaman rumah lawan. Meski misi tanam pocong berhasil, ternyata sang lawan tak lain Haryanto, tetap terpilih menjadi bupati hingga kini.

Di kasus teror sekarang, sasarannya adalah calon wakil bupati Pati yaitu SA yang berpasangan dengan calon bupati Pati, Haryanto. Duet ini relatif menjanjikan karena didukung 8 dari 10 partai/fraksi di DPRD Pati. Anehnya, mengapa yang dibidik SA bukan Haryanto? Beberapa pihak berkata, boleh jadi pembidiknya juga mencalonkan diri sebagai wakil bupati di Pilkada 2017.

Dunia politik di Pati faktanya diwarnai hal-hal beraroma irasional. Apa boleh buat, itu realitanya. Lagi pula konon kabarnya, sejak dulu daerah Pati dikenal sebagai gudang paranormal. Dari kenyataan itu lalu dipertanyakan, beginikah perpolitikan dan demokrasi di Kabupaten Pati, maju atau mundur? (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati, Jawa Tengah)  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya