Pengajian Al-Hidayah Gelar Acara Doa Kami untuk Garut

Ilustrasi berdoa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Pengajian Al-Hidayah mengadakan acara "Doa Kami untuk Garut". Kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, ini melibatkan pengurus pengajian Al-Hidayah Pusat, Al-Hidayah DPD Provinsi Jawa Barat, dan DPD Al-Hidayah Kabupaten Garut.

Mohon Kekuatan dan Perlindungan, Kemensos Gelar Doa Bersama

Ormas pengajian Al-Hidayah yang telah berusia 37 tahun ini memiliki agenda kegiatan utama pengajian dan pemberdayaan muslim di seluruh aspek kehidupan. Baik pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, dan sebagainya. Kegiatan bakti sosial (baksos) merupakan salah satu kegiatan rutin Al-Hidayah di berbagai pelosok negeri yang terkena bencana.

Kegiatan bakti sosial Pengajian Al-Hidayah selalu lebih menekankan pada kegiatan doa bersama dan tausiyah untuk para korban musibah yang tewas dan yang hilang atau belum ditemukan. Dengan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pengajian Al-Hidayah, Hj. Harbiah Salahuddin, M.Si.

Paten, Gerak Cepat Jenderal Kopassus Terobos Wilayah Bencana di Garut

"Kami merasa bahwa kegiatan doa bersama serta tausiyah yang dilaksanakan pasca bencana menjadi sangat penting. Karena korban maupun keluarga korban butuh keyakinan dan penguatan mental serta rohani bahwa bencana adalah sesuatu yang tak bisa ditolak. Oleh karena itu, kita harus ikhlas dan sabar serta mencari hikmah di balik peristiwa ini, " papar Ibu Harbiah mengenai tujuan kegiatan doa bersama Al-Hidayah ini.

"Meskipun kami tetap membawa sumbangan berupa uang dan makanan kepada para korban, keluarga korban, dan masjid yang selamat untuk direhab," sambung Sekjen Pengajian Al-Hidayah, Ibu Sekarwati, menambahkan.

Banjir Bandang Rusak Jembatan di Garut, Warga Sekampung Terisolir

"Dengan kegiatan ini, kami berharap masyarakat korban banjir maupun keluarga korban dapat menemukan kekuatan untuk menerima musibah dan segera bangkit kembali untuk beraktivitas. Bagaimanapun musibah tidak boleh terus-menerus diratapi. Sebaliknya justru kita harus berbaik sangka pada Allah SWT bahwa musibah ini akan menjadi pembuka pintu rejeki dan kemakmuran lainnya jika kita mampu ikhlas dan bersabar," lanjut Ibu Harbiah.

Kegiatan doa bersama diawali dengan kunjungan ke daerah sekitar aliran sungai yang kondisinya memang sangat memprihatinkan. "Saya tak bisa membayangkan bagaimana keadaan waktu itu. Subhanallah. Allah mengingatkan kita semua bahwa jika Allah berkehendak, maka apapun bisa terjadi. Dari ada menjadi tiada. Dari sehat menjadi sakit. Dari kaya menjadi miskin. Dan sebagainya. Karena itu sebagai hamba yang sebetulnya sangat lemah ini, kita harus mau mengevaluasi diri apa kesalahan dan dosa yang kita perbuat. Dan mau berubah untuk tidak mengulanginya lagi," ujar Ibu Siti Marhamah, Wakil Ketua Umum Pengajian Al-Hidayah yang turut serta dalam kegiatan ini.

Sebagaimana diketahui, banyak analisa yang memaparkan bahwa peristiwa banjir bandang di Garut disebabkan oleh faktor alam akibat perubahan tata guna lahan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya. Sehingga faktor kesalahan manusia turut berperan menyebabkan bencana ini, selain faktor alam.

Semoga musibah banjir bandang di Garut tak terulang lagi. Serta hikmah bagi seluruh warga Garut khususnya, dan warga Indonesia umumnya, untuk memperlakukan alam dengan bijak. Karena sejatinya, hakikat manusia di bumi bukan sekedar memanfaatkan alam untuk kelangsungan hidup, namun juga untuk memelihara alam sebaik-baiknya.

Manusia adalah khalifah di muka bumi untuk menebar kebaikan dan bukan sebaliknya. Manusia dan alam harus saling memanfaatkan dan saling menjaga secara harmonis. Itulah yang disampaikan oleh Ketua Umum Al-Hidayah dalam penutup sambutannya pada acara doa bersama yang dihadiri lebih dari 700 orang. Bangkitlah Garut! (Tulisan ini dikirim oleh Sekarwati, Sekjen Al-HIdayah)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya