Gerakan Orang tua Sumbang Buku di SDN Wiyung 1 Surabaya

Buku-buku hasil sumbangan dari orang tua murid.
Sumber :

VIVA.co.id – Komitmen Surabaya sebagai kota literasi tampaknya benar-benar diterapkan di semua lembaga. Termasuk institusi yang dekat dengan buku yakni sekolah. Hampir seluruh sekolah di kota Surabaya telah menerapkan budaya baca dengan mengadakan reformasi di perpustakaan dan pembiasaan membaca 15 menit.

Pergilah Dinda Cintaku

Dengan berjalannya budaya baca di hampir semua sekolah di Surabaya, membuat kebutuhan akan buku juga meningkat. Hal ini juga dialami oleh SDN Wiyung 1 Surabaya. Apalagi setelah mengikuti pelatihan tentang literasi dari Usaid Prioritas, praktis sekolah ini menerapkan literasi hingga ke pembelajaran.

Sejak memberlakukan budaya baca di sekolah ini, minat baca siswa meningkat dratis. Akibatnya, siswa seperti ketagihan membaca buku sehingga kebutuhan buku bacaan terus meningkat. “Semakin lama koleksi buku-buku di perpustakaan dan di sekolah sudah habis semua dibaca siswa. Giliran kami yang bingung,” ungkap Trubus SPd, MPd, Kepala SDN Wiyung 1 Surabaya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Kondisi ini kemudian disampaikannya di forum rapat dengan komite sekolah untuk dipecahkan bersama. “Jangan sampai kekurangan buku bacaan di sekolah ini menghambat minat baca siswa untuk membaca,” ungkap Trubus. Dari forum rapat dengan komite sekolah itulah, kemudian komite sekolah menyampaikan permasalahan kekurangan buku bacaan kepada wali murid.

Tak dinyana, wali murid tergerak untuk menyumbangkan buku secara massal. “Mereka menganggap kondisi kekurangan buku bacaan ini harus segera diatasi karena mereka sudah merasakan bagaimana anak-anak mereka sekarang bergairah dalam membaca buku di sekolah maupun di rumah,” terang Trubus.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Gerakan massal orang tua menyumbang buku ini berhasil mengumpulkan 1.097 buku atau 12 persen dari jumlah total buku yang ada sekarang. Hendrik Anandra Setiawan, pustakawan SDN Wiyung 1 menambahkan, bahwa koleksi buku sebelum sumbangan dari orangtua berjumlah 7.965 eksemplar, dan sekarang sudah mencapai 9.062 eksemplar.

“Kalau sekolah harus membeli sebanyak itu sepertinya tidak mungkin. Gerakan massal orang tua menyumbang buku dengan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan ini menurut kami luar biasa dan bisa mengatasi kekurangan buku di sekolah ini,” ungkapnya.

Ketua Komite Sekolah SDN Wiyung 1 Imam Basuki menegaskan keinginan menyumbang buku tersebut merupakan bentuk kepedulian orangtua kepada anak-anaknya. “Buku dari pemerintah terbatas, baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Sementara seiring dengan meningkatnya minat baca anak, kebutuhan buku juga mengalami peningkatan. Kami terpicu untuk menyumbang buku demi kebutuhan anak-anak juga,” terang Imam.

Buku yang disumbangkan pun jenisnya bermacam-macam dan tidak harus baru. Yang penting buku tersebut masih bagus dan layak dibaca oleh anak-anak. Dengan adanya sumbangan buku dari orang tua murid ini menurut Trubus untuk sementara sudah menutupi kebutuhan buku bacaan di sekolahnya. (Tulisan ini dikirim oleh Dian Kusuma Dewi, Sidoarjo)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya