Sebuah Pianika untuk Ghisya

Ghisya dan pianika barunya.
Sumber :

VIVA.co.id – "Terima kasih ibu dan bapak donatur karena telah membelikan aku pianika dan obat. Semoga ibu dan bapak donatur dikasih rezeki yang banyak oleh Allah. Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina adzabannar," ungkap Ghisya ketika mendapat pianika dan obat herbal dari tim Rumah Yatim cabang Lampung. Sudah lama bocah yatim penderita thalasemia ini menginginkan pianika untuk pelajaran seni musik di sekolahnya. Karena penghasilan ibunya yang minim membuat Ghisya harus meredam keinginan tersebut.

Viral Alquran Dilempar Petugas saat Eksekusi Rumah Yatim Piatu

Kedatangan Herman, kepala cabang Rumah Yatim Lampung beserta rekannya disambut girang bocah 8 tahun ini. Memang, hubungan antara mereka sudah lama terjalin dekat. Betapa bahagianya Ghisya ketika Herman memberikan pianika tersebut. Dan bocah tersebut langsung memainkan alat musik tiup tersebut. "Alhamdulillah akhirnya Ghisya punya pianika bagus," katanya polos.

Herman pun memberikan Ghisya obat herbal untuk kesembuhan penyakit yang sudah lama diidapnya. "Sebelumnya kami bertanya lebih dahulu kepada ibunda Ghisya mengenai obat herbal apa yang dibutuhkan Ghisya. Semoga obat herbal tersebut dapat menjadi penunjang kesembuhan Ghisya," papar Herman.

Pergilah Dinda Cintaku

Menurut Herman, alasan ibunda Ghisya menggunakan obat herbal tersebut dikarenakan dengan mengonsumsi obat tersebut kondisi Ghisya semakin membaik dari sebelumnya. Selain memberikan pianika dan obat herbal, Herman memberikan bantuan sembako dan menebus motor yang sebelumnya digadaikan ibunda Ghisya untuk biaya pengobatan putrinya.

"Alhamdulillah, terima kasih kepada para donatur atas kebaikan dan kepeduliannya kepada Ghisya. Alhamdulillah motor ini kembali kepada kami. Sekarang kalau tengah malam Ghisya ngedrop, saya tidak bingung lagi mencari kendaraan untuk membawanya ke rumah sakit," ujar ibunda Ghisya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Ghisya adalah seorang anak pintar dan ceria. Penyakit thalasemia yang diidapnya tidak membuatnya menyerah untuk belajar dan beribadah. Walaupun dia jarang masuk sekolah karena ngedrop, dia termasuk siswi berprestasi di kelasnya. Hafalan Alquran dan doa Ghisya pun semakin bertambah setiap minggunya.

Animo Ghisya untuk sembuh sangatlah kuat. Demi kesembuhannya, dia rela mengonsumsi obat-obatan kimia maupun tradisional. Dia tidak pernah mengeluh akan pahitnya obat tersebut. Yang ia inginkan dalam setiap doanya adalah kesembuhan. Supaya dia  tidak lagi merepotkan ibunda dan orang-orang di sekitarnya.

"Terima kasih kepada bapak ibu donatur atas semua kasih sayang dan kepeduliannya kepada Ghisya. Semoga Allah memberikan keberkahan dan pahala yang berlipat ganda. Insyaallah setiap bulan kami akan mengirimkan obat herbal tersebut kepada Ghisya," pungkas Herman. (Tulisan ini dikirim oleh Sinta Guslia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya