Bayaran Menunggak, Kedua Anak Ini Malu Sekolah

M. Tajli dan M. Akbar akhirnya mau sekolah lagi.
Sumber :

VIVA.co.id – Susan tak berhenti menangis saat anak-anaknya tak mau sekolah karena malu. Untuk menghilangkan rasa malu anak-anaknya, dia pun memberanikan diri datang ke Rumah Yatim Banjarmasin dengan membawa serta kedua anaknya dan surat kematian suaminya yang meninggal pada tahun 2011 lalu.

Viral Alquran Dilempar Petugas saat Eksekusi Rumah Yatim Piatu

Di tengah isak tangisnya, Susan menjelaskan kepada Deni Rustandi, Kepala Cabang Rumah Yatim Banjarmasin alasan anak-anaknya tak mau sekolah yang ternyata karena sudah 7 bulan lamanya kedua anaknya M. Tajli kelas 2 SD dan M. Akbar kelas 1 SD menunggak bayaran. Ditambah, seragam sekolah mereka pun sudah usang. Hal tersebut menambah rasa malu yang membuat mereka takut teman-teman mengejeknya.

Sebagai ibu, Susan tak memiliki daya untuk memenuhi keinginan anaknya. Dia hanya buruh lepas. Uang yang dia dapatkan hanya cukup untuk membayar kontrakan sepetaknya yang ada di Jl. Sutoyo, Gg. 20, Banjarmasin dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Maka, tak ada jalan lagi.

Pergilah Dinda Cintaku

Dia hanya berpikir bagaimana agar anak-anaknya dapat sekolah lagi tanpa rasa malu. Untuk itulah dia datang ke Rumah Yatim Banjarmasin yang akhirnya berempati kepadanya. “Sebagai lembaga amil zakat, Rumah Yatim harus peka terhadap permasalahan umat dan yang harus saya lakukan adalah menolong mereka,” papar Deni.

Tak menunggu lama, Deni pun langsung meminta istrinya untuk membelikan baju seragam ke pasar. Dan keesokan harinya, Deni beserta Susan dan kedua anaknya menuju sekolah mereka di SDN Telaga Biru 10, Banjarmasin, yang kala itu disambut baik oleh Kepala Sekolahnya, Iriyana, Spd.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Di hadapan Susan dan Kepala Sekolah, Deni melunasi semua tunggakan sekolah keduanya yang berjumlah Rp1.242.000. Tak kuasa Susan menahan air matanya sembari sujud syukur. Tak henti mulutnya mengucap rasa syukur dan terima kasih kepada Rumah Yatim yang sudi membantu dirinya yang hampir putus asa.

Sontak perbuatan Susan yang dilakukan di depan umum tersebut mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya. “Terima kasih banyak atas bantuan dan kepeduliannya terhadap kami di saat semua orang kurang memperhatikan kami. Semoga dengan keikhlasan bapak selaku pengurus pengelola LAZ Rumah Yatim, Allah melancarkan segala urusan bapak semua dan memajukan serta membawa harum nama Rumah Yatim,” ucapnya sembari memeluk erat kedua putranya yang merasa bahagia karena kini mereka bisa percaya diri ke sekolah.

Deni pun sudah memiliki rencana untuk kedua anak tersebut yang secara langsung sudah menjadi anak asuh non mukim. Sehingga mereka pun berhak atas fasilitas beasiswa pendidikan untuk meringankan beban keluarga. “Kami akan meminta bantuan kepada para donatur, agar bersedia membantu mereka khususnya untuk program Triple O,” ujar Deni. (Tulisan ini dikirim oleh Sinta Guslia)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya