Ban yang Nyaris Botak Tak Perlu Buru-buru Diganti, Asal...

Ilustrasi ban
Sumber :
  • BMWBlog

VIVA.co.id – Guna memberi patokan pemakaian, pabrikan ban memberi tanda pada karet bundar berupa segitiga. Bila karet telah menipis hingga tanda tersebut, artinya ban sudah harus diganti.

Pengguna Mobil Nyaris Jadi Korban Kejahatan, Warganet Fokus ke Penumpang Perempuan

Umumnya, tanda segitiga itu berarti ketebalan karet hingga permukaan ban sudah mencapai tiga milimeter. Namun ternyata, hal itu tidak berlaku bagi produsen ban asal Prancis, Michelin.

Berdasarkan rilis yang diterima VIVA.co.id, Minggu 21 Mei 2017, Michelin baru saja meluncurkan kampanye ‘The Truth About Worn Tires’ atau fakta mengenai keausan ban.

Viral Bengkel di Puncak Bogor Getok Harga Ganti Ban Mobil Rp200 Ribu, Polisi Turun Tangan

Dalam kampanye tersebut, Michelin menganggap bahwa standar tiga milimeter seharusnya bisa dikurangi menjadi 1,6 mm. Mereka mengklaim, konsumen yang menerapkan standar tiga mm akan mengalami kerugian yang sangat besar.

Menurut penelitian yang mereka lakukan, ban yang nyaris botak memiliki kemampuan hampir sama dengan ban baru. Bahkan dalam beberapa pengujian, mereka mendapat hasil bahwa ban yang sudah tipis dapat memperpendek jarak pengereman, meski selisihnya tidak banyak.

Cek 7 Komponen Ini Setelah Mobil Dipaksa Kerja Keras saat Mudik Lebaran

Ban yang tipis juga lebih ringan bobotnya, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan. Bertambahnya permukaan ban yang menempel pada aspal disebutkan juga memberi keuntungan dalam hal kestabilan.

Namun, semua pengujian itu dilakukan dalam kondisi jalan kering dan menggunakan ban dengan kualitas yang bagus. Saat basah, performa ban yang sudah tipis karetnya mengalami sedikit penurunan.

Jika semua pengemudi di Eropa mengganti ban saat kedalaman karet menyentuh angka 1,6 mm, Michelin mengklaim bahwa penghematan yang bisa didapatkan mencapai US$7 miliar, atau setara dengan Rp93 triliun. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya