Gaya Prisia Nasution Ajak Anak Muda Berantas Terorisme

Prisia Nasution.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Kesibukan sebagai seorang artis dan publik figur ternama tak lantas membuat artis cantik Prisia Nasution melupakan kewajiban sebagai warga negara. Di sela padatnya jadwal shooting, Prisia masih menyempatkan waktu untuk melakukan kegiatan positif dengan anak-anak sekolah.

Prisia Nasution Miris Banyak Stigma Negatif pada Orang Gangguan Jiwa

Ya, selama setahun terakhir artis yang tak pernah absen di layar lebar itu juga menjadi seorang pendidik. Bekerja sama dengan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), Prisia rutin hadir di 32 provinsi memberikan workshop tentang film pendek sebagai media penangkal paham terorisme dan radikal.

Salah satu kegiatan workshop Prisia dilakukan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Bersama sejumlah pejabat BNPT dan Forum Pemberantasan Koordinasi Pemberantasan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, ia berbagi tips tentang ide membuat film pendek kepada para pelajar SMA.

Gading Marten jadi 'Temen Kondangan' Prisia Nasution, Ada Apa?

"Ya, sebenarnya ikut bantuin adik-adik untuk mengenal film itu seperti apa. Sambil sharing soal keberagaman, nasionalisme, dan deradikalisasi, " kata Prisia kepada VIVA co.id, Rabu, 25 Oktober 2017.

Pemeran dr. Kartini dalam film Merah Putih Memanggil itu mengaku, niatnya memutuskan bergabung bersama BNPT dalam kampanye menangkal paham terorisme terjadi di awal 2017 lalu. Selain mengajar soal akting, ia bersama pegiat film pendek Tjandra Wibowo juga memberikan materi singkat ide cerita film pendek tentang bahaya terorisme.

'Pengorbanan' Prisia Nasution untuk Jadi Polwan

Menurutnya, film menjadi media menarik untuk mengajarkan anak muda tentang bahaya terrorisme.

"Film media yang sangat pop lah, semua orang bisa mudah menikmati daripada sekadar orang ceramah. Apalagi anak muda. Jadi bisa bercerita keberagaman secara lebih fun, " ujar dia.

Ia memandang, anak-anak SMA sederajat bisa lebih menguasai film pendek lantaran pesatnya kemajuan teknologi seperti saat ini. Terlebih filosofi film sendiri kental dengan kemajemukan tak melihat suku ras dan agama.

"Anak-anak sekarang semua pegang gadget, mereka nonton tv jarang dan lebih memilih online," katanya.

Kota Semarang sendiri menjadi akhir roadshow Prisia bersama BNPT dalam kampanye tersebut. Total sudah 32 provinsi didatangi selama setahun terakhir.

"Pengalaman yang aku dapat di tiap daerah beda-beda ya. Kalau Semarang warna-warninya dapat, meski masih malu-malu, tapi gimana caranya mereka paham dulu," ujar dia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya