D'MASIV, Anak Festival dan Mimpi Amerika

D'Masiv Kunjungi VIVA.co.id.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Band D'MASIV mencuri perhatian di tahun 2008. Saat itu band ini muncul dengan album bertajuk Perubahan. Berisi 12 lagu, album itu langsung diburu penggemarnya dan laris di pasaran. Dalam sekejap, band yang didukung lima anak muda ini pun menjadi idola remaja.

Miliki Karakter Kuat, Jadi Alasan Rian D'Masiv Produseri Band 'Hidup'

Dibesut sejak 2003, D'MASIV sempat jatuh bangun. Tak mudah mempertahankan band yang sempat menyabet Double Platinum RBT Awards, Album: Perubahan dan Lagu Terbaik, AMI Awards 2010 itu.

Saat bertandang ke kantor VIVA.co.id, Rabu 19 Juli 2017 lalu, band yang digawangi Rian Ekky Pradipta, Dwiki Aditya Marsall, Nurul Damar Ramadan, Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata, dan Wahyu Piadji menceritakan pengalaman pahit hingga berbuah manis dalam perjalanan karier mereka.

Manajemen Masih Coba Damaikan Rian dan Rayyi D'Masiv

Lima punggawa ini juga mengungkap soal perubahan baru dan kekuatan lagu-lagu yang mereka ciptakan. Rian sang vokalis optimistis perubahan baru D'MASIV akan membawa angin segar bagi blantika musik Indonesia. Berikut petikan wawancaranya.

D'MASIV kabarnya akan menggelar tur di beberapa kota?

Ribut di Atas Panggung, Rian D’MASIV Akhirnya Angkat Bicara

Iya, akan ada tur beberapa kota seperti Bekasi, Bandung, Yogjakarta, Purwokerto dan Surabaya dalam rangka Orange Tur. Promo album Orange. Karena sudah banyak Massivers (fans D'MASIV) yang menanyakan kapan D'MASIV datang kembali ke kota-kota mereka. Mereka juga menanyakan kapan D'MASIV merilis single yang keren lagi seperti awal kita muncul. Ini kita jawab lewat karya album Orange D'MASIV.

Apa enggak terlambat baru menggelar tur album Orange sekarang?

Betul (telat). Rencana tur 2016, nah kita inginnya cepat juga. Tapi ternyata persiapannya banyak dan baru bisa tahun ini. Rencananya sebelum puasa ternyata mundur, Alhamdulilah bulan Juli fix bisa semua. Kalau ini sukses akan bertambah ke kota lain, Bekasi, Bandung Jogja dan Surabaya. Kita juga akan bawakan lagu-lagu lama, bahkan ada lagu-lagu yang jarang kita bawain pas latihan kemarin ada yang saya lupa liriknya. Tur ini kita ajak band indi side stream yakni The Sigit, Sore, Pure Saturday, Konspirasi dan The Hydrants.

Pastinya ada lagu lama dan lagu yang kita bawain pas konser nanti. Total lagu yang dibawakan ada 25 lagu. Pasti dengan suguhan yang lebih berbeda dan didukung oleh multimedia yang menarik, lighting yang beda.

Selain di lima kota, apa ada rencana konser di luar negeri juga?

Sebenarnya kita sudah beberapa kali konser di Hong Kong, ada lima kali, Taiwan 3 kali, Malaysia, Singapura dan Korea Selatan. Di sana banyak TKI (tenaga kerja Indonesia) yang ingin lebih dekat dengan D'MASIV. Apalagi di Korea Selatan, enggak nyangka saja kita bisa kedatangan penonton yang begitu banyak. Bahkan mereka yang menonton ingin kita tampil di sana lagi. Kalau di Eropa kita pernah di Irlandia.

Kalau mimpinya sih bisa jalani Europe Tour. Keren itu tampil di beberapa negara Eropa. Ingin juga tampil di Amerika. Semoga bisa tercapai, amin.

Kenapa belakangan ini D’MASIV jarang muncul on air di stasiun televisi?

Muncul di stasiun televisi atau tidak sudah enggak pengaruh juga karena sekarang era digital. Dahulu kita manggung di gang, acara kawinan, sunatan. Sekarang modal kamera, berani gila, bisa terkenal. Kita enggak menyalahkan, karena itu sudah jadi tren juga, nanti itu (tampil di stasiun televisi) ada waktunya. Rezeki sudah ada yang mengaturnya. Kita sekarang serius berkarya saja.

Masih ada main reguler sebenarnya di stasiun televisi. Di radio juga masih muncul lagu-lagu kita. Sekarang kalau melihat sosmed, Instagram dan Twitter, kegiatan padat banget, seperti bulan puasa kemarin kita cuma libur tiga hari. Bareng sama NOAH juga. Kita kalau striping di stasiun televisi ya mungkin belum, lebih banyak off air di daerah, kita kan juga menghidupi kru-kru kita.

Kapan rencana bikin single baru lagi?

Awal tahun kita siapkan single baru lagi. Lagu dan album ke depan juga sudah kita siapkan, karena MUSICA juga sudah minta kita siapin lagu baru, target ke depan kita ingin ada lagu berbahasa Inggris yang bisa didengar semua orang di dunia. Akan ada konser lain setelah Tur Orange. Kita latihan 10 jam dari jam 1 siang sampai 10 malam, itu sudah kita biasakan karena kita fokus.

Kalau diamati, ada perubahan genre musik D'MASIV dari progresif ke melankolis. Bagaimana perubahan itu terjadi?

Sebenarnya kalau kita melankois karena hits singlenya banyak yang mellow. Dalam satu album banyak juga lagunya yang kenceng, kayak Sebelah Mata, atau Tak Pernah Rela. Tapi hits singlenya banyak yang slow saja jadi kesannya slow melankolis, di album lain juga ada yang ngebeat dan kenceng. Mungkin karena lagu yang hits yang kebetulan mellow jadi kesannya band mellow.

Awalnya kan kita membawakan musik progresif, makanya teman band saat di festival juga kaget kok D'MASIV lagunya jadi mellow begini. Itu sebenarnya hanya yang hits yang mellow, jadi kesannya mellow. Dan dari label MUSICA juga kan banyak lagu slow banyak penyanyi pop yang naik karena lagu slownya seperti Chrisye atau Iwan Fals.

Banyak musisi baru muncul langsung ngehits, bagaimana cara D'MASIV tetap bertahan?

 

Kita enggak perlu pusing dengan siapa yang muncul sekarang, kuncinya cuma satu, berkarya saja. Kita juga enggak mikir kok bikin lagu bakal laku apa enggak, karena itu jadi semangat buat kita. Intinya berkarya bikin lagu apa yang kita rasakan, nanti pihak label yang filter. Intinya berkarya dan berinovasi dengan bikin konser, kolaborasi, dan untuk pasar sekarang, generasi milenial, kita juga harus enggak boleh enggak up to date. Kita sudah punya channel YouTube sendiri.

Lewat channel YouTube itu kita ingin buktikan D'MASIV masih tetap sibuk. Sibuk dengan kegiatan off air, bersama fans dan menjadi bintang tamu acara-acara.

Siapa pendatang baru yang mencuri perhatian D’MASIV?

Banyak  yang bagus, 2013 ada Raisa, Tulus, Isyana. Itu kan memang secara lagunya bagus. Rizky Febian memiliki easy listening yang bisa diterima semua orang. Kalau band mungkin seperti Payung Teduh atau Barasuara.

Apa mimpi dan rencana besar D'MASIV?

Banyak banget sih, kita sudah 15 tahun bareng-bareng. Kta sudah punya mimpi besar, ingin jadi band yang sukses dan bermanfaat bagi setiap orang. Dengan lagu Jangan Menyerah, misal, itu memberi inspirasi banyak orang. Kita berikan yang terbaik kepada penggemar musik D'MASIV.

Jadi band legendaris?

Kalau soal itu terserah orang bilang apa, hanya waktu yang menjawab. Tugas kita sebagai musisi yang penting berkarya dan yang penting kita kompak dan menghadirkan lagu-lagu, album. Dari kita yang awal sampai mau 15 tahun, kita masih sama. Demi keutuhan, kan ada band juga ada yang keluar satu bahkan bubar. Kita enggak mau itu terjadi. Ya kalau soal band itu dicap legendaris kembalikan ke penilaian orang kepada kita. Itu semua akan datang waktunya ketika lagu-lagu kita terus didengarkan sampai anak cucu. Sekarang yang D'MASIV pikirkan adalah berkarya.

Belasan tahun bersama, apa tips kompak dan harmonis D'MASIV?

Yang penting komunikasi, kalau ada sesuatu yang mengganjal diomongin. Sering latihan bareng dan sering kumpul. Saling terbuka. Alhamdulillah kita masih terus rajin latihan dan makan warteg bareng. Hal-hal dahulu yang kita lakukan tidak berubah dan menjaga keutuhan rumah tangga D'MASIV.

Band yang sukses saja kalau intensitas kesibukannya tinggi, manggung cuma jadi syarat saja. Kalau D'MASIV enggak, kita maunya setelah manggung ada yang dibicarakan ke depannya. Apa yang mau kita suguhkan lagi kepada penggemar.

Oh ya, ceritakan dong soal kesibukan baru menggelar ngaji bareng penggemar?

Kita ngadain ngaji bareng tiap bulan di lantai lima Masjid Al Latief Pasar Raya Blok M. Tiap bulan dan kita sudah dua kali, bulan depan yang ketiga, untuk memfilter hal buruk dan silaturahmi. Kita ingin sebulan sekali ada ustaz dan ada program membaca Al Quran. Ini juga cara kita menjauhi narkoba, dengan hal-hal baik kita bisa menghadapi pengaruh buruk narkoba.

Apa arti fans bagi D'MASIV?

Bisa dibilang keberadaan sampai album kelima tidak ada artinya kalau enggak ada fansnya. Jadi memang, bahkan dari D'MASIV belum punya album pertama, Massivers sudah ngikutin kita, zaman masih festival. Dari awal nama band, masih Masiv. mereka selalu ngikutin kita, beli CD (compact disc), album , merchandise kita, enggak bisa dipisahin, kita ibaratkan kayak daging dan darah, menyatu banget.
 

Bisa ceritakan soal perubahan nama jadi huruf besar semua?

Sebenarnya ada kaitan dengan album kelima. Nama D'MASIV kita ubah logo jadi huruf besar semua. Kita enggak beri judul, hanya self tittle saja. Dengan nama ini ingin menunjukkan kekuatan dari logo yang baru, dari awal karena warnanya orange. Orange itu ada arti yaitu semangat, kreatif, enggak pernah nyerah, karena lebih gampang disebut juga. Kayak di luar band di luar Metalica ada black album, Beatles white album dan kita orange album.

D'MASIV dengan huruf besar semua artinya dengan usia yang akan menginjak 15 tahun, harus memberikan karya yang lebih baik lagi.

Saat ini banyak artis dan musisi kena jerat narkoba. Bagaimana sikap D’MASIV?

Dari dahulu kita sudah aktif ikut festival anti narkoba, ngerokok dan alkohol juga enggak. Kita Alhamdulilah jauh dari lingkungan itu ya, Alhamdulilah, tapi kita juga tidak menyangkal kalau kita pernah manggung di satu acara yang ada orang yang makai juga pernah. Kalau pengalaman sih kayaknya untuk menghindari berkarya saja, olahraga, kegiatan positif dan kewajiban beragama. Kita komit dan kembalikan lagi ke pribadi masing-masing, kalau soal narkoba. Sudah dewasa dan besar tahu bagaimana cara menolaknya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya