Panitia Indonesia Open 2017 Tuai Pujian dari BWF

Sekjen PP PBSI, Achmad Budiarto (kiri) dan perwakilan BWF, Darren Parks (kanan).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Donny Adhiyasa

VIVA.co.id – BCA Indonesia Super Series Premier 2017 sudah rampung digelar. Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyambut bahagia kesuksesan turnamen berhadiah total 1 juta dolar AS tersebut.

Penonton Berpotensi Hadir di Indonesia Open dan Masters, Ini Kata PBSI

Panitia pelaksana mesti bekerja keras melakukan persiapan, dan sempat mengalami masalah di awal. Namun, secara perlahan semuanya bisa teratasi, sehingga ajang yang digelar di JCC Plenary Hall, Jakarta, itu berlangsung mulus.

"Dari awal kami sudah berupaya untuk memindahkan venue dari Istora ke JCC, sempat ada kendala di beberapa hari awal tetapi semuanya bisa diatasi,” ujar Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto, Minggu 18 Juni 2017.

Terungkap, Alasan PBSI Tunjuk Fadia jadi Tandem Baru Apriyani

(Baca juga: Wasit Cantik Ini Kian Populer Usai Indonesia Open 2017)

Dan kesuksesan ini diakui Achmad dijadikan tolak ukur untuk penyelenggaraan tahun berikutnya. Mereka pun mulai menimbang untuk menjadikan JCC sebagai lokasi perhelatan berikutnya.

Duh, Indonesia Terpaksa Kurangi Wakilnya di German Open 2022

“Sangat memungkinkan, tahun depan ada dua turnamen besar. Ada Premier of Premier di awal bulan Juli, kandidat utamanya tetap berharap bisa menggunakan Istora. Tapi, belum tahu apakah kita akan mendapat izin atau tidak, JCC bisa menjadi salah satu cadangan," imbuhnya.

Kesuksesan panitia menyelenggarakan Indonesia Open 2017 juga mendapatkan apresiasi dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Mereka salut karena panitia bisa mengatasi masalah yang tidak sedikit dengan memindahkan lokasi ke JCC.

"Pemindahan venue dari Istora ke JCC memang tidak mudah. Ini menjadi tantangan tersendiri, dan PBSI bersama panitia pelaksana berhasil  mengatasi hal ini. Banyak hal yang harus kami setujui seperti keadaan AC," tutur Event Manager BWF, Darren Parks.

Penyelenggaraan Indonesia Open 2017 yang bersamaan dengan ramadan juga menjadi masalah. Terutama dalam penentuan jadwal pertandingan, sehingga dalam beberapa hari baru tuntas pada dini hari WIB.

(Baca juga: Kiat Sukses Owi/Butet Putus Dahaga Gelar Indonesia Open)

"Jadwal yang berubah karena bulan ramadan, dan tentu pemain inginnya bisa selesai lebih awal, kami mengerti isu ini. Tetapi turnamen ini sendiri, Indonesia tidak pernah berhenti membuat saya kagum,” ungkap Darren.

Dari segi prestasi, Indonesia pun berhasil memenuhi target untuk bisa mencuri gelar di turnamen ini. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menjadi juara setelah menang 22-20 dan 21-15 atas Zheng Siwei/Chen Qingchen pada laga final.

“Untuk atlet, kita memang menargetkan satu gelar, dan bisa tercapai. Tontowi/Liliyana akhirnya bisa juara, dari segi pembinaan dan regenerasi menjadi catatan penting untuk kita semua karena kita masih bertumpu pada pemain senior, kami sempat berharap muncul beberapa pemain baru,” kata Achmad. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya