Badminton Asia Championships 2017

Gagal Total, Ini Evaluasi Tim Pelatih Pelatnas PBSI

Tunggal putri Indonesia, Fitriani
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA.co.id – Penampilan tim Indonesia di ajang Badminton Asia Championships 2017 belum sesuai harapan. Sektor ganda campuran dan ganda putra yang menjadi andalan tak berhasil memenuhi target.

Kento Momota Announces His Resignation from Badminton

Pada ajang yang berlangsung di Wuhan, China, 25-30 April pekan ini, Indonesia memang tak menurunkan pemain-pemain terbaik seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Jonatan Christie pun batal tampil.

Di sektor tunggal putri, tiga wakil Indonesia belum berhasil melewati putaran pertama. Hanna Ramadini dan Dinar Dyah Ayustine harus bertemu pemain unggulan di babak awal. Hanna dikalahkan Sung Ji Hyun asal Korea Selatan, dengan skor 5-21 dan 9-21.

17 Indonesian Athletes Qualify for the 2024 Paris Olympics

Sementara Dinar harus mengakui keunggulan PV Sindhu, unggulan keempat dari India, dua game langsung 8-21 dan 18-21.

Fitriani yang sebetulnya punya kesempatan lebih besar untuk melaju ke babak kedua, juga belum berhasil. Fitri dikalahkan pilar Vietnam, Vu Thi Trang dengan skor 13-21 dan 8-21.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

“Saya kurang puas dengan hasil yang diraih tim tunggal putri di kejuaraan ini. Semua tidak bisa mengeluarkan permainan mereka. Hanna tidak bisa keluar dari tekanan dan dikontrol terus oleh lawan. Dia juga ada cedera siku tangan dan perlu istirahat untuk menyembuhkan cederanya,” kata Minarti Timur, asisten pelatih tunggal putri, dalam rilis resmi PBSI.

“Fitri tidak bisa keluar mainnya, banyak ragu-ragu sehingga ini berpengaruh pada akurasi bola. Sedangkan Dinar tak bisa mengimbangi kecepatan lawannya saat ia mau main cepat di game pertama, di gim kedua baru berani main reli balik serang,” jelas Minarti.

Sementara itu di tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting terhenti di babak pertama dari pemain Jepang, Takuma Ueda, 13-21, 21-10 dan 17-21. Ihsan Maulana Mustofa dikalahkan Chou Tien Chen asal Taiwan, dengan skor 16-21, 21-17 dan 13-21.

Faktor non-teknis disebutkan asisten pelatih tunggal putra PBSI, Irwansyah, sebagai penyebab utama anak-anak didiknya tampil kurang maksimal.

“Di saat-saat kritis, masih kurang sabar. Misalnya, Anthony yang sudah unggul jauh seharusnya bisa menang. Strategi sudah bagus, tetapi di akhir banyak membuat kesalahan sendiri,” tutur Irwansyah yang dijumpai di Wuhan Sports Center Gymnasium.

“Mereka juga belum yakin bahwa mereka bisa, mikirnya lawan lebih kuat dan lebih tahan. Padahal mereka tidak kalah kuat. Memang walaupun Ihsan dan Anthony pengalamannya sudah lumayan banyak di level super series, tetapi permainannya masih belum matang, masih banyak yang harus diperbaiki,” jelas Irwansyah.

Lebih lanjut Irwansyah mengatakan bahwa saat ini di sektor tunggal putra di bawah pimpinan pelatih Hendry Saputra, tengah meningkatkan kualitas latihan serta menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai lainnya dalam kehidupan atlet di luar lapangan karena ini dinilai mempengaruhi penampilan mereka di lapangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya