Perkembangan Industri Telekomunikasi Didorong Adanya Inflasi Teknologi

PT Indosat Ooredoo Tbk bicara digital payment.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Industri telekomunikasi sangat peka dengan datangnya teknologi baru. Beberapa tahun lalu, masyarakat baru saja disuguhkan dengan teknologi 4G, dan sekarang, mereka kembali 'berkenalan' dengan teknologi 5G.

Uniknya lagi, teknologi baru ini tidak hanya melibatkan ritel tetapi juga industri. Director and Chief Innovation Officer Indosat Ooredoo, Arief Musta'in mengatakan, secara alami industri telekomunikasi didorong dengan inflasi teknologi.

Perkembangan pesat ini jika tidak ditanggapi tentu akan mengalami ketertinggalan.

"Sebagai grup yang sudah melakukan komersialisasi, kami telah menjadi adopter di awal kemunculan 5G. Kemungkinan layanan ini akan banyak digunakan oleh berbagai perusahaan di dunia yang membutuhkan kecepatan tinggi dengan latensi rendah," ujarnya, saat Trial 5G Indosat Ooredoo, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.

Sementara itu, Direktur Jenderal dan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail menuturkan, Indonesia menetapkan ekonomi digital menjadi sebuah kesempatan untuk perkembangan bangsa.

"Presiden Jokowi selalu mengatakan bahwa ekonomi digital menjadi sebuah kesempatan. Kalau perkembangan teknologi dijadikan sebuah masalah, maka kita akan tertinggal. Kita tidak mungkin menjadi negara yang mundur dalam mengadopsi teknologi," jelas dia.

Lalu, Ismail melanjutkan, Indonesia masih memiliki kekurangan di bidang infrastruktur, di mana faktanya telah menjadi pilar utama. Beberapa negara bahkan sudah menyelesaikan pembicaraan mengenai hal tersebut, namun negara ini karena melakukan banyak pembangunan secara bersamaan, sehingga masih diam di tempat.

Ia juga berharap perusahaan telekomunikasi menyiapkan perusahaan non-telekomunikasi untuk mengejar pendapatan selain dengan hanya menjual bandwidth.

"Artinya komplet. Tidak hanya digunakan untuk jualan bandwith semata. Artinya, mereka bisa menyediakan platform untuk berkolaborasi dengan startup yang ada di sektor kesehatan, pertanian, keuangan dan lain sebagainya," papar Ismail. (ase)