Harus Kreatif Cari Penghasilan Lebih, Ini Alasannya

Blogger menikmati momen hiatus.
Sumber :
  • Halomoney.

VIVA.co.id – Belanja dan konsumsi rumah tangga di Indonesia sedang dalam tekanan. Hal ini bisa dilihat, dari data terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selama kuartal IV 2016, konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,02 persen dari kuartal III. Padahal, di kuartal III, konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup tinggi sebesar 3,45 persen dari kuartal II. Akibat konsumsi rumah tangga turun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV pun minus 1,77 persen.

Menurut Managing Director Halomoney.co.id Jay Broekman, data ini menunjukkan setiap rumah tangga saat ini harus kreatif mengelola keuangan keluarga, termasuk menyeimbangkan antara income dengan belanja. 

"Jika ada peluang untuk menambah income, lakukan secara bijak di waktu luang," terang Jay dikutip dari keterangan resminya, Senin 13 Februari 2017.

Salah satu peluang menambah income, menurut Jay, ialah melalui usaha kreatif berbasis digital. Antara lain memanfaatkan besarnya potensi income yang didapat dengan berjualan rupa-rupa usaha kreatif di situs-situs marketplace.

Catatan dari lembaga kajian ekonomi CORE Indonesia menyebutkan, tanda-tanda konsumsi rumah tangga sedang dalam tekanan telah terlihat sejak Lebaran tahun lalu. Saat Lebaran awal Juli 2016 lalu, konsumsi rumah tangga tidak begitu tinggi. Setelah Lebaran, konsumsi rumah tangga masih tetap rendah lesu. 

Padahal, biasanya, setelah Lebaran konsumsi rumah tangga naik. Rendahnya konsumsi rumah tangga ini banyak dialami oleh keluarga menengah bawah. 

"Ini terlihat dari penjualan sepeda motor yang sepanjang tahun 2016 lebih rendah dari 2015, sedangkan penjualan mobil masih tumbuh," terang Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhammad Faisal kepada Halomoney.

Rendahnya konsumsi rumah tangga, karena sebab ini income belum meningkat dan rendahnya pencairan kredit perbankan. 

"Bank lebih suka memberikan kredit kepada nasabah lama, bukan nasabah baru, karena ekonomi sedang lambat," terang Faisal.

Di kuartal I tahun 2017, diperkirakan konsumsi sebagian besar rumah tangga masih tertekan akibat terjadi kenaikan tarif listrik. Seperti diketahui, tarif listrik bagi golongan 900 VA telah sejak Januari dan terus mengalami kenaikan hingga Maret 2017. Tarif listrik bagi sebagian pelanggan 450 VA yang mampu juga akan mengalami kenaikan tahun ini.

Kenaikan konsumsi rumah tangga di awal tahun ini, juga banyak bergantung pada seberapa gencar bank menyalurkan kredit untuk konsumsi maupun modal usaha. Selain itu, tidak ada kenaikan harga atau tarif yang terjadi di bulan-bulan mendatang.

Dengan kondisi makro ekonomi seperti itu, setiap keluarga, atau mereka yang telah memiliki penghasilan dan memiliki tanggung jawab, dituntut untuk lebih kreatif menambah pendapatan di samping mengatur keuangan keluarga. Antara lain, memanfaatkan bisnis online yang masih booming. (asp)