NTB, Satu-satunya Provinsi yang Ekonominya Minus di Kuartal II

Kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • YouTube Presiden Joko Widodo

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 yang sebesar 5,27 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi itu masih dominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, Jawa memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 58,61 persen. Sedangkan, untuk Sumatera sebesar 21,54 persen.

"Di lihat dari spasial tidak banyak berubah bahwa struktur ekonomi Indonesia, ini masih jadi PR (pekerjaan rumah) besar yang perlu kita pikirkan, itu masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera," ucap dia di kantornya, Jakarta, Senin 6 Agustus 2018.

Adapun untuk provinsi-provinsi lainnya Suhariyanto mengatakan, kontribusinya terhadap PDB masih satu digit. Seperti Pulau Kalimantan yang sebesar 8,05 persen, Sulawesi 6,20 persen, Maluku dan Papua sebesar 2,54 persen.

Meski begitu dia menegaskan, pada kuartal II 2018, pertumbuhan ekonomi yang paling pesat terjadi justru terjadi di Indonesia bagian timur seperti di Papua dan Maluku. Yang pertumbuhanya mencapai 18,18 persen secara year on year dan 6,01 persen scara kuartalan.

"Angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini terjadi di Papua lebih karena faktor tambang. Jadi kita masih punya PR besar bagaimana kita membangun wilayah Indonesia Timur supaya ketimpangan antara wilayah Barat dan Timur makin lama makin menyempit," tegasnya.

Dia menambahkan, pada kuartal II 2018 ini, Provinsi Nusa Tenggara Barat atau NTB menjadi satu-satunya provinsi yang memgalami pertumbuhan negatif. Yaitu hanya sebesar negatif 0,83 persen.

"Jadi untuk provinsi yang bergantung pada tambang tinggi seperti di Papua, Kalimantan Timur, NTB itu sangat tergantung ke tambang. NTB bahkan negatif, dan dia satu satunya yang tumbuh negatif itu NTB. minus 0,83 persen, satu-satunya provinsi untuk kuartal ini," tutur dia.