Menteri PU Minta Tarif Tol Jakarta-Surabaya Tak Semahal Ongkos Pesawat

Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Trans-Jawa ruas Ngawi-Kertosono di Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Siswowidodo

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta tarif tol Jakarta-Surabaya agar tidak lebih mahal dari tiket pesawat. Badan usaha pun diminta berembuk menentukan rumusan tarif sebelum jalan tersebut diresmikan Presiden di akhir tahun nanti. 

"Sudah saatnya untuk mendiskusikan, nanti diresmikan bapak Presiden pertengahan atau sebelum Natal sudah ada ancang-ancang tarifnya. Ditambahin semua, jangan sampai lebih mahal dari pesawat," kata Basuki di kantornya, Jakarta, Rabu 5 Desember 2018. 

Basuki bercerita, belum lama ini melakukan survei penentuan tarif kereta saat melakukan perjalanan ke Bandung. Ia pun menemukan informasi bahwa tarif kereta dari Jakarta-Tegal sama harganya dengan tarif Jakarta Semarang. "Saya kira bisa belajar dari situ juga," katanya. 

Progres pembangunan sisa tol Trans Jawa dari Jakarta-Surabaya rata-rata sudah mencapai kisaran 95 sampai 99 persen. Mulai dari ruas Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Solo dan Wilangan-Kertosono. "Empat ini mau diresmikan, progresnya 99 atau ada satu 95 persen," ujarnya. 

Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Desi Arryani mengatakan, pihaknya masih harus mengkaji tarif. Sebab kata dia, masing-masing Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) memiliki perjanjian pengusahaan jalan masing-masing.

"Trans Jawa terdiri dari banyak BUJT totalnya 20. Sehingga kalau mau dibikin (tarif sama), ada udah diperjelas sama pak kepala BPTJ misalnya tarif terjauh, jadi kalau udah tembus jarak yang sekian km dia enggak nambah lagi (bayarnya). Itu memang harus dikaji," kata Desi yang juga Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk itu. 

Komponen yang diperhitungkan lanjut dia adalah rencana bisnis badan usaha dengan penerapan tarif terjauh. Menurutnya, traffic atau volume kendaraan yang melewati itu apakah mampu mengembalikan investasi badan usaha. 

"Dengan IRR (Internal Rate of Return) yang waktu itu ada di perjanjian pengusahaan jalan tol. Ini kan sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. Makanya kan bolak balik pak menteri menyampaikan antara pemerintah dengan pengusaha harus betul-betul saling sinkron. Supaya jalan terus bisnis ini," katanya. 

Sementara Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, kemungkinan tarif tol Trans Jawa menjadi satu kesatuan masih dikaji. 

"Sehingga Trans Jawa menjadi kesatuan, di mana katakan tadi 870 Km Merak-Surabaya kalau jarak jauh tidak harus membayar sepanjang itu. Tentu dicari maksimum tarifnya," ujar Herry. (umi)