Harga Beras Naik Rp50, Jokowi Minta Tetap Diturunkan

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri bidang ekonomi untuk menstabilkan harga pangan. Mengingat, ia mendengar kalau ada sejumlah bahan kebutuhan pokok yang naik terutama akhir tahun 2018 ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Presiden ingin mengecek dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diambil sebelumnya dalam stabilitas harga pangan. Tinggal menunggu waktu, seberapa efektif kebijakan itu.

Meski diakuinya harga beras saat ini naik, tapi kenaikannya sangat kecil yakni sekitar Rp50,-. Namun, untuk daging ayam dan telur, memang cukup tinggi kenaikannya.

"Pada bulan Desember tiga minggu terakhir ada kenaikan (beras), tapi naiknya kalau dihitung-hitung Rp40-50, dari Rp11 ribu - Rp10 ribu, jadi enggak banyak. Sehingga Presiden memerintahkan operasi pasar lebih besar lagi," kata Darmin, di Istana Negara, Jakarta, Kamis 27 Desember 2018.

Operasi pasar akan dilakukan oleh Bulog. Selanjutnya, Jokowi akan melihat efektifitas operasi pasar itu pada 2 Januari 2019 nanti.

Darmin menambahkan, meskipun kenaikan harga beras tidak tinggi, Jokowi tetap ingin ada penurunan sesuai dengan harga eceran tertinggi atau HET.

"Harga HET untuk medium, itu sudah agak terlampaui. Kalau premium ini enggak. Karena beras kita di musim kemarau ini premium, kalau musim kemarau kekeringan gabah keringnya bagus, kemudian itu digilingnya bagus. Sehingga suplai yang lebih banyak adalah premium. Nah Presiden enggak minta harus ke HET, yang naik 1-2 bulan ini turunkan supaya balik," jelas Darmin.

Hanya saja, untuk melakukan operasi pasar itu maka kapasitas dari Bulog yang harus dilihat. Seberapa besar kekuatan Bulog untuk menjangkau itu, sehingga berpengaruh pada penurunan harga seperti yang diminta.

"Presiden mintanya yang naik turunkan lagi. Berarti operasi pasar naik. Pertanyaannya, penetrasi Bulog ini seberapa luas? Nah itu yang kemudian Pak Presiden mau cek," katanya. (mus)