Tol Trans Jawa Nyambung, Khofifah Gagas Segitiga Wisata di Jatim

Khofifah Indar Parawansa di kantor Wapres, Jakarta, Jumat 13 Juli 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVA – Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa menggagas pengembangan segitiga wisata di kawasan Pendalungan Jawa Timur setelah menyambungnya tol Trans Jawa. Infrastruktur transportasi double track kereta api Surabaya-Banyuwangi juga diupayakan untuk memaksimalkan pengembangan wisata tersebut. 

Kawasan Pendalungan dimaksud Khofifah ialah kawasan Tapal Kuda, meliputi Pasuruan Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Api biru atau blue fire di Kawah Ijen bakal dijadikan titik temu dari apa yang disebutnya segitiga wisata tersebut. 

Diketahui, kawasan wisata Kawah Ijen dengan pemandangan alam andalannya secara administrasi berada di tiga kabupaten, yakni Banyuwangi, Jember dan Bondowoso.

"Blue fire ini hanya ada dua (lokasi) di dunia, di Kawah Ijen dan di Finlandia," kata Khofifah usai acara doa bersama Muslimat Nahdlatul Ulama di JX International Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 30 Desember 2018. 

Nah, Khofifah mengaku berencana untuk membangun destinasi wisata baru di segitiga wisata tersebut. Di Jember, misalnya, ada gagasan untuk membangun Jatim Park empat, pengembangan dari Jatim Park satu sampai tiga yang kini sudah ada di Pasuruan dan Malang. 

"Saya sudah bertemu dengan pengelola Jatim Park," ujarnya. 

Jember jadi prioritas karena lokasinya berada di tengah-tengah segitiga wisata blue fire Kawah Ijen. Demikian juga di Bondowoso, saat ini sudah ada kawasan perkebunan stroberi yang bisa dijadikan destinasi wisata. Khofifah juga mengaku sudah bertemu dengan pemilik kebun stroberi itu untuk kepentingan pengembangan wisata. 

"Nanti rencananya akan ada pertemuan lagi dengan Bupati Bondowoso," katanya. 

Mantan Menteri Sosial itu mengatakan, saat ini tol Trans Jawa baru sampai di Probolinggo. Adapun double track Surabaya-Banyuwangi direncanakan digarap. 

Infrastruktur itu cukup membantu bagi masyarakat, juga distribusi barang dan jasa. Kemudahan transportasi itu dinilai juga harus ditopang oleh berkembangnya destinasi wisata.