Gerbang Tol Cikarang Utama Dipindah, Begini Rencana Sistem Tarifnya

Gerbang Tol Cikarang Utama 2.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dani

VIVA – PT Jasa Marga Tbk, bakal merelokasi gerbang tol Cikarang Utama atau GT Cikarut, dari posisi sebelumnya menjadi ke KM 70 di ruas tol tersebut.

Direktur Operasi II PT Jasa Marga, Subakti Syukur memastikan, upaya relokasi GT Cikarut ini akan rampung di akhir April 2019 mendatang. Sehingga, sudah bisa digunakan mulai Mei, khususnya untuk menampung arus mudik Lebaran 2019.

"Sekarang sedang pelaksanaan. Kita harapkan, akhir April 2019 bisa selesai. Jadi, begitu musim mudik Lebaran sudah bisa beroperasi," kata Subakti di kantornya, di Jakarta, Senin 11 Februari 2019.

Subakti menjelaskan, ada sejumlah pertimbangan dari upaya relokasi GT Cikarut ini, seperti misalnya pengurangan jumlah gardu tol akibat proyek Light Rail Transit (LRT) dan proyek tol Jakarta-Cikampek layang. Sehingga, kapasitasnya dianggap sudah tidak mencukupi, terutama pada saat arus puncak mudik lebaran.

"Jadi, apabila kita operasikan di arus puncak seperti Lebaran, untuk arus mudik, dia masih nampung. Tapi arus baliknya tidak. Makanya, ini harus pindah," ujarnya.

Selain itu, pertimbangan dari segi lalu lintas dimana 65 persen dari pengguna tol Cikampek ini sudah didominasi oleh para komuter. Seperti misalnya dari arah Jagorawi maupun Tangerang, juga menjadi alasan relokasi GT Cikarut tersebut.

"Komuter di dalam tol Cikampek sekarang sudah sampai di Cikarang Timur. Jadi, yang transaksi di gerbang tol Cikarut itu hanya sekitar 35 persen saja untuk yang mau ke Utara atau Selatan," kata Subakti.

Dengan dipindahkannya GT Cikarut ini, maka lalu lintas akan terdistribusi, sehingga untuk lalin komuternya akan langsung diarahkan ke pintu keluar masing-masing, seperti misalnya di Jagorawi dan Tangerang.

Kemudian, untuk lalu lintas yang ke arah Utara nanti di KM 70 itu akan menampung sekitar 35 persen kendaraan, kemudian 65 persennya yang ke arah Selatan akan ditaruh di KM 29. "Jadi, lebih lancar dan tidak numpuk di satu GT Cikarut," kata Subakti.

Mengenai bagaimana penerapan sistem transaksinya, Subakti menjelaskan,  karena 65 persen tol Cikampek itu adalah komuter, maka sistem yang akan diberlakukan haruslah sistem transaksi terbuka.

Di mana, mekanisme cara penarifannya saat ini masih digodok oleh pihak Jasa Marga bersama dengan Lembaga Teknologi UI, sebelum nantinya diusulkan kepada pemerintah.

"Sistem terbuka ini, nantinya semua bayar hanya di pintu keluar atau satu titik saja. Jadi, yang ke arah Timur bayarnya di pintu keluar, kalau yang ke arah Barat bayarnya di pintu masuk," ujarnya. (asp)