Genjot Layanan Navigasi Udara, AirNav Investasi Rp2,6 Triliun di 2019

Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Rianto Rahardjo.
Sumber :
  • Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id

VIVA – Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Rianto Rahardjo mengungkapkan, jika angka investasi di 2019 ini mencapai Rp2.6 triliun. Anggaran tersebut akan digelontorkan untuk 290 program peningkatan layanan navigasi penerbangan seluruh cabang AirNav di Indonesia.

"Investasi ini naik. Tahun lalu, hanya Rp1,9 triliun. Harapan kami, tentu tingkat keselamatan di perlintasan udara lebih baik lagi," kata Novie Rianto di Padang, Sumatera Barat, Rabu 20 Februari 2019.

Menurut Novie, pihaknya tidak hanya fokus meningkatkan pertumbuhan lalu lintas penerbangan di bandara-bandara besar saja. Namun, bandara kecil dan juga perintis, juga menjadi skala prioritas.

"Di Papua saja, AirNav menggenjot 45 program senilai Rp245,5 miliar. Intinya, AirNav akan melayani semua pesawat. Mulai dari tingkat kepuasan pelanggan airlines hingga kualitas indeks harus terus naik," katanya menambahkan.

Lebih lanjut Novie menjelaskan, selama enam tahun beroperasi, keberadaan AirNav Indonesia nyaris tidak dikenal oleh masyarakat luas. Padahal, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) ini memiliki peran yang cukup sentral dalam lalu lintas pesawat udara.

"Dulu, AirNav sama sekali tidak diketahui oleh masyarakat, karena semua di-handle oleh bandara. Tupoksi AirNav ini melayani lalulintas pesawat udara dan melayani keselamatan penerbangan."

Perum LPPNPI kata Novie, merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia dan tidak boleh disaingi. Dengan begitu, AirNav hanya berinvestasi dan tidak punya target mencari keuntungan. Dengan begitu, kualitas layanan navigasi penerbangan di Indonesia harus ditingkatkan. (mus)