BNI Berharap Porsi Penyertaan Modal di LinkAja Sama Rata

Tcash menjadi LinkAja, salah satu platform uang elektronik yang jadi makin tren di Indonesia.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI berharap supaya kepemilikan saham di PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) selaku pengelola fintech pembayaran besutan Badan Usaha Milik Negara, LinkAja, memiliki kesetaraan porsi dalam penyertaan modalnya.

Diketahui, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melakukan penyetoran modal nontunai atau inbreng kepada Fintek Karya Nusantara berupa produk layanan uang elektronik Tcash untuk dialihkan menjadi LinkAja pada 22 Februari 2019 lalu.

Kementerian BUMN pun menyebutkan, dengan begitu, komposisi pemegang saham LinkAja terdiri atas Telkomsel 25 persen, PT Bank Mandiri Tbk 20 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) 20 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 20 persen. Selain itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) 7 persen, PT Pertamina 7 persen, dan PT Jiwasraya 1 persen.

"Antara bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) dan beberapa perusahaan BUMN yang bertemu dalam LinkAja diharapkan punya porsi yang sama dan kontribusinya seperti apa, teknisnya seperti apa untuk menggabungkan modal itu juga dibahas," kata General Manager Divisi Solusi dan Keamanan Teknologi Informasi BNI, Muhammad Faisal Jazuli, di Jakarta, Rabu 27 Februari 2019.

Jazuli mengungkapkan, karena LinkAja merupakan produk fintech besutan bersama antar-BUMN, maka ditegaskannya, penyertaan modal terhadap produk itu pun harus setara supaya kepemilikan LinkAja bisa benar-benar dimiliki secara bersama antarperusahaan BUMN yang turut serta dalam pembentukan fintech tersebut.

"Telkom ditunjuk sebagai pemilik platform-nya, nah pemilik platform itu dihitung sebagai penyertaan modal. Mengenai total penyertaan modal yang dibawa di masing-masing perusahaan BUMN dikenakan equal, meskipun dia pemilik platform. Misal dihitung sebagai 10 persen, ya berarti kalau misalkan tiap orang harus 20 persen, dia tetap harus sertakan lagi 10 persen," tuturnya.

Karena itu, dia mengungkapkan, meskipun produk tersebut secara resmi telah dapat diunduh oleh masyarakat secara umum karena sudah secara resmi dialihkan oleh Telkomsel dari Tcash menjadi LinkAja, pembentukan pemegang saham layanan tersebut secara resmi belum terbentuk.

"Belum (final pemegang sahamnya), jadi masih dalam proses, Jiwasraya ada di dalamnya. Kalau kita mau transformasikan dari teknologi existing ke teknologi yang digabung sama-sama itu kan butuh effort," paparnya.

"LinkAja juga meski ada orang-orang Tcash yang di-convert jadi karyawan, di LinkAja juga kan perlu ada proses yang butuh biaya juga. Penyertaan modal kan enggak berhenti di sini aja kan, pasti ada pengembangan dari platform yang di-convert dari LinkAja," tutur Jazuli. (art)