Segmen Investasi Luas, Remaja 12 Tahun Jadi Investor Bali United

Pemain Bali United rayakan gol.
Sumber :
  • https://twitter.com/baliutd

VIVA – Sebagai klub sepak bola pertama di Asia Tenggara yang mencatatkan sahamnya di pasar modal, yakni di Bursa Efek Indonesia, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sebagai pemilik dan pengelola klub sepak bola Bali United ternyata didukung oleh para investor dari berbagai kalangan.

CEO Bali United, Yabes Tanuri bahkan mengakui, selain para investor yang berasal dari berbagai provinsi di luar Bali, ternyata ada juga investor yang berasal dari kalangan remaja dan masih berusia 12 tahun.

"Jadi (investor) itu datang dari Jakarta sampai Surabaya. Bahkan ada yang bela-belain pecahin celengan, padahal usianya baru 12 tahun," kata Yabes di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 17 Juni 2019.

"Dan itu menurut saya, kita di dunia sepak bola ini selain menjadi klub, juga menjadi fanatisme supporter," ujarnya.

Yabes mengungkapkan, salah satu tujuan pihaknya melantai di bursa efek adalah untuk membuka mata masyarakat, bahwa industri di dunia olahraga sepak bola nasional masih bisa lebih maju dari yang ada saat ini.

"Dan dengan menjadi yang pertama, kita bisa ramai-ramai mengajak masyarakat dalam memajukan industrinya dan memajukan ekonomi," kata Yabes.

Mengenai apa yang akan dilakukan oleh pihak Bali United secara spesifik setelah pelaksanaan IPO ini, Yabes mengaku belum bisa merincikannya karena masih terlalu panjang untuk dibahas.

Yang jelas, lanjut Yebes, pihaknya akan mulai melakukan sejumlah hal menggunakan dana hasil IPO, seperti misalnya untuk membangun infrastruktur, mengembangkan anak usaha, dan untuk modal kerja.

Terkait rencana right issue, Yabes mengaku pihaknya belum memikirkan ke arah tersebut. Sebab, optimalisasi pengelolaan dana dari hasil IPO untuk sejumlah tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya, masih menjadi fokus utama bagi pihak Bali United saat ini.

Di sisi lain, Yabes mengaku sangat senang dengan pelaksanaan IPO Bali United ini, meskipun di awal perdagangan sempat mengalami auto-rejection. Dia berharap, klub sepak bola nasional lainnya juga akan tergerak mengikuti langkahnya, untuk segera melantai di bursa.

"Saya sangat senang sekali karena hari ini auto-reject. Itu membuktikan bahwa sepak bola bisa menjadi salah satu perusahaan yang listing di bursa efek indonesia, dan saya mengajak rekan-rekan lainnya untuk ikut melantai di bursa," ujarnya. (mus)