Kepala SKK Migas: RI Bakal Terima US$39 Miliar dari Blok Masela 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Dwi Soetjipto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Humas Kementerian ESDM

VIVA – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Dwi Soetjipto, memastikan penerimaan negara dalam pengembangan Blok Masela lebih besar. Hal itu berasal dari kontrak yang sudah dilakukan.

Menurut Dwi, setidaknya dalam kontrak yang telah disepakati dengan kontraktor yaitu Inpex dan Shell, penerimaan negara dari produksi Blok Masela akan mencapai US$39 miliar. 

"Indonesia dalam kontraknya akan menerima sekitar 39 billion US$," kata Dwi di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa 16 Juli 2019.

Sedangkan, untuk kontraktornya yaitu Inpex dan Shell disebut akan menerima sebesar US$37 miliar. Namun, angka potensi penerimaan untuk kontraktor ini, lanjut dia termasuk pada participating interest (PI) milik daerah. Sehingga kontraktor tersebut menerima bersih sekitar US$33,3 miliar. 

"Jadi dengan pemerintah yang US$39 itu, kita amankan minimum 50 persen (bagi hasil) itu, saya kira pemerintah RI mendapatkan porsi yang cukup signifikan," jelas dia. 

Dwi melanjutkan, pengembangan blok gas raksasa itu juga akan menciptakan efek berganda bagi perekonomian sekitar. Akan ada industri petrokimia yang dibangun di lokasi dan memanfaatkan gas pipa dari Blok Masela tersebut. 

"Industri Petrokimia akan dibangun di sana dengan memanfaatkan 150 juta cubic feet per hari (MMSCFD) itu dan itu kemungkinan Investasi 1,5 sampai 2 billion USD di daerah sana," jelas Mantan Direktur Utama Pertamina itu 

Dia mengatakan, target produksi gas atau on stream Blok Masela adalah pada 2027. Sehingga pada 2026, pembangunan fasilitas diharapkan sudah rampung. 

"Tentu sejalan dengan itu, industri Petrokimia akan dilaksanakan karena nanti dia akan memanfaatkan gas pipanya. Jadi 2026 itu project-nya, kita target on stream pada 2027," tegasnya. (ren)