DPR Sarankan Menteri Perdagangan Pergi ke China

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Inas Nasrullah Zubir mengatakan, Indonesia harus meningkatkan ekspor produksi. Namun, dia menjelaskan, ekspor pun ditingkatkan dengan mengirim barang sudah siap pakai. 

Inas menyarankan menteri perdagangan pergi ke China untuk melakukan lobi dan mengetahui apa yang dibutuhkan di sana. Apalagi, kata dia, tenaga kerja di China sangat mahal.

"Jadi apa yang bisa produksi, bisa kita tawarkan. Ya saya kira kalau memang ada yang bisa dibicarakan perlu ke China. Nah, saya kira apa yang bisa kita ekspor sama kita, kita izin, kita ekspor ke sana," kata Inas kepada wartawan, Kamis, 18 Juli 2019.

Kepergian mendag ke China nantinya juga diharapkan mendapatkan kabar positif. Kerja sama ekspor Indonesia ke China diharapkan terus meningkat untuk memperbaiki neraca perdagangan.

"Yang penting mendag pulang bawa hasil. Tetapi menteri perindustrian juga harus ke sana juga untuk mencari tahu apa sih yang bisa diproduksi Indonesia, diekspor ke China terutama barang-barang industri, barang-barang teknologi Indonesia cukup mumpuni," ujar dia.

Wakil Ketua Komisi VI DPR lainnya, Azam Azman Natawijana menambahkan, mendag bisa langsung ke China untuk melobi agar ekspor Indonesia meningkat. Komoditas Indonesia pun diharapkan bisa terus diterima China.

"Bisa saja tetapi seberapa besar lobi itu akan sukses, ya perlu dicoba, harus begitu. Mereka (China) lebih besar dari kita," tutur Azam. 

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti mengatakan, surplus yang terjadi memang tidak begitu besar, atau tepatnya US$196 juta pada Juni. Yunita mengatakan, momen ini diduga juga akibat imbas perang dagang AS dengan China. 

"Sebenarnya kita ada peluang lagi meningkatkan ekspor, bisa dilihat komoditas apa yang bisa dipasok ke China dan juga Amerika," ujarnya.

Komoditas ekspor ke China yang cukup besar, kata dia, adalah batu bara, crude palm oil (CPO), besi dan baja. Ia pun memprediksi ekspor CPO ke China masih bisa digenjot lagi.

Pemerintah, lanjutnya, bisa mendorong lagi untuk melakukan upaya-upaya baik internal maupun eksternal meningkatkan ekspor ini. Antara lain menteri perdagangan bisa melakukan lobi-lobi ke negara tujuan ekspor seperti China.

"Ini PR semua (menteri terkait) lah, bisa melakukan upaya-upaya agar momen perang dagang AS-China ini bisa kita manfaatkan," katanya.