Jonan Terus Monitor Kebocoran Gas di Blok ONWJ

Menteri ESDM Ignasius Jonan usai pencoblosan pemilu 2019.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Robbi Yanto

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Ignasius Jonan mengaku terus memonitor peristiwa munculnya gelembung gas di anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).

Anjungan yang berada di Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat itu, diakui sudah miring sejak 12 Juli 2019.

Jonan mengatakan, tumpahan minyak (oil spill) dan kebocoran gas (gas leak) di platform tersebut memang sudah ada. Dia menekankan, pihak terkait, yakni Pertamina dan tim masih menangani insiden ini.

"Anjungan lepas pantai yang dioperasikan PHE ONWJ ini lagi miring. Lagi ditangani, tadi pagi saya monitor sampai mana. Ini kejadian yang ke-3," kata Jonan di Auditorium BPK, Jakarta, Senin 22 Juli 2019.

Jonan mengatakan, anjungan tersebut adalah adalah salah satu yang dibangun oleh putra putri Indonesia, dengan biaya yang besar sekali. Menurutnya, produksi di blok tersebut saat ini sudah decline atau menurun.

Dia menegaskan, industri hulu migas adalah industri yang memiliki biaya yang sangat besar. Namun, upaya menciptakan keamanan adalah yang paling utama.

"Anjungan ini adalah satu dari anjungan yang dibangun putra putri Indonesia, cost besar sekali," katanya.

PT Pertamina sebelumnya telah menambah bantuan baik personel maupun peralatan dari empat area operasi lain untuk mengatasi munculnya gelembung gas di anjungan tersebut. Empat area operasi itu, yakni Cilacap, Balongan, Tanjung Priok, dan Balikpapan.

PHE ONWJ, selaku kontraktor di wilayah tersebut juga berkoordinasi dengan SKK Migas dan instansi terkait untuk support peralatan.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, pelibatan personel tambahan dari sejumlah wilayah operasi menunjukkan komitmen dan keseriusan perusahaan untuk mengatasi peristiwa di sumur YYA-1.

“Ini wujud responsibility Pertamina pada seluruh proses operasi. Bukan hanya memanfaatkan peralatan teknologi yang memadai, juga SDM yang diterjunkan juga memiliki kapabilitas tinggi,”ujar Fajriyah, kemarin. (asp)