8.605 Meter Oil Boom Terpasang di Area Tumpahan Minyak Karawang

Ilustrasi tumpahan minyak
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ, hari ini memasang pembatas minyak atau oil boom sepanjang 8.605 meter di areal terdampak tumpahan minyak di Karawang, Jawa Barat. Alat itu digunakan untuk menghalau tumpahan minyak di perairan dan di pesisir pantai Utara Jawa.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kepulauan Seribu selaku Mission Coordinator (MC) Tier 1, Herbert Marpaung mengungkapkan, saat ini ada sebanyak 3.116 personel di darat dan laut serta 46 unit kapal juga telah dikerahkan untuk menangani kebocoran gas dan tumpahan minyak tersebut.

Herbert menjelaskan, bahwa oil boom yang digelar tersebut tersebar di sejumlah titik. Di perairan, PHE ONWJ menggelar 4.200 meter static oil boom di lapis pertama dan 400 meter di lapis kedua. 

"Selain itu, PHE ONWJ juga menempatkan 400 meter moveable oil boom, dan ditambah bantuan 700 meter oil boom di FSRU Nusantara Regas. Untuk di pesisir, PHE ONWJ menggelar 2.905 meter oil boom yang tersebar di 6 lokasi, yaitu Cemara Jaya, Sedari, Tambak Sari, Tanjung Pakis, Pantai Bakti, dan Sungai Buntu," jelas Herbert dikutip dari keterangannya, Minggu 11 Agustus 2019. 

Dia menegaskan, bersama jajarannya terus melakukan pengawasan dan memantau setiap pergerakan dari tim penanggulangan tumpahan minyak di lapangan. Laporan berkala yang dikirimkan oleh PHE ONWJ setiap harinya pun terus dimonitor.

Menurut Herbert, PHE ONWJ didukung oleh 3.116 personel yang terbagi dua kelompok yaitu 932 personel bertugas di perairan dan 2.184 bertugas di daratan. Dukungan personel ini terdiri dari elemen Ditjen Perhubungan Laut, Oil Spill Combat Team (OSCT), TNI/Polri, dan elemen masyarakat sekitar. 

Adapun operasi pembersihan tumpahan minyak di perairan didukung dengan 46 unit kapal, di mana 7 unit kapal di antaranya bertugas untuk oil combat. Selebihnya, bertugas untuk pengejaran dan pengepungan minyak yang tercecer, pengangkut tumpahan minyak, patroli, dan siaga back up pemadam kebakaran. 

"Untuk penanganan aspek masyarakat, Sudah ada 5 posko medis di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, Muara Beting. Posko tersebut didukung 5 orang dokter, 35 tenaga medis, dan diperkuat dengan 5 unit ambulans yang dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan. Ambulans tersebut siaga di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, dan Muara Beting," jelas Herbert.

Sedangkan di Kepulauan Seribu, lanjutnya, sudah menempatkan 1 tim medis yang terdiri dari 1 orang dokter dibantu 2 tenaga medis dan perahu ambulans bekerja sama dengan puskesmas Pulau Tidung dan Pulau Lancang.

Posko kesehatan tersebut telah melakukan pengawasan kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan untuk sekitar 500 orang warga masyarakat sesuai data pemeriksaan harian per 10 Agustus 2019.

Dia menegaskan, dalam rangka kesiagaan penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak tier 1, tim PHE ONWJ wajib berkoordinasi dengan KSOP terdekat dalam hal ini KSOP Kepulauan Seribu.

"Dalam hal tumpahan minyak yang terjadi masuk dalam kategori tier 1, tim lokal tersebut wajib segera melakukan operasi penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut, dan melaporkannya secara rutin kepada KSOP Kepulauan Seribu selaku koordinator misi (MC) tier 1," tegasnya.