Orang Terkaya Indonesia Masuk Daftar Konglomerat Tahan Krisis

4 Konglomerat Ini Makin Tajir Setelah Krisis Finansial 2009. (FOTO: Reuters/Willy Kurniawan).
Sumber :
  • wartaekonomi

Sekilas kita melihat ke belakang. Tepatnya 2008. Kala itu industri keuangan tengah menghadapi hebatnya badai krisis ekonomi global. Peristiwa itu menjadi sebuah ancaman bagi setiap orang.

Alih-alih jatuh miskin, ada miliarder dunia yang justru mengalami peningkatan kekayaan. Harta mereka melonjak setelah mengambil keputusan anti-mainstream.

Siapa saja miliarder yang dimaksud? Melansir dari Investopedia Selasa (3/9/2019), berikut keempat miliarder tersebut:

Warren Buffet

Nama miliarder pertama ini pasti sudah kamu ketahui. Pasalnya, dia sekarang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia menyaingi Bill Gates dan Jeff Bezos.

Ketika krisis finansial 2008-2009, Warren Buffet memutuskan membeli saham di Goldman Sachs sebanyak US$5 miliar. Ia juga membeli saham perusahaan energi terkemuka General Electric senilai US$3 miliar.

John Paulson

Ia merupakan seorang miliarder asal Amerika Serikat yang mendirikan perusahaan manajemen finansial saham bernama Paulson & Co., pada 1994.

Ketika terjadi krisis keuangan dunia pada 2008, John Paulson Justru membeli saham Bank of America sebesar US$2,5 miliar dan US$100 juta di Goldman Sachs.

Jamie Dimon

Miliarder ketiga adalah Jamie Dimon yang sekarang ini menjabat sebagai CEO JP Morgan Chase.

Ketika krisis finansial melanda, milarder asal New York ini mengakuisisi perusahaan finansial Bear Stearns dan Washigton Mutual.

Jamie berhasil membeli Bear Stearns dengan harga sekitar US$10 atau setara Rp140 ribuan per lembar sahamnya.

Robert Budi Hartono dan Michael Hartono

Di posisi terakhir, ada miliarder asal Indonesia yang memiliki bisnis rokok Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk, yakni Robert Budi Hartono dan Michael Hartono.

Harta kekayaan kedua orang terkaya di Indonesia ini pada periode krisis 2009 ke 2010 naik dari US$7 miliar ke US$11 miliar. Hingga saat ini, kekayaan kedua orang itu tercatat sudah menyentuh US$35 miliar lebih.