Hei Milenial, Begini Cara Bikin Startup yang Benar, Enggak Instan

Mau Dirikan Startup? Simak Dulu Tips dari Bos Dompet Digital Ini. (FOTO: Unsplash/Rawpixel).
Sumber :
  • wartaekonomi

Beberapa tahun belakangan, perusahaan rintisan (startup) berkembang signifikan di Indonesia. Tak ayal, banyak kalangan berlomba-lomba untuk mencoba mendirikan bisnis yang melibatkan teknologi digital ini, termasuk bagi milenial atau kaum muda.

Satu tips yang paling penting bagi anak muda atau siapa pun yang berkeinginan membangun startup adalah tidak terjebak pada bagaimana meningkatkan valuasi brand atau produknya.

"Keputusan untuk fokus pada value proposition adalah langkah tepat yang seharusnya dilakukan pelaku bisnis apa pun, termasuk pendiri startup jika ingin bisnisnya terus tumbuh dan berkembang," kata CEO Dana, Vincent Iswara.

Dari sisi cara meningkatkan valuasi sebuah startup, menurutnya, valuasi yang menguat akan bisa terwujud apabila sebuah brand atau produk memiliki value proposition yang menjadikan brand tersebut dipilih karena mampu menghadirkan solusi inovatif bagi kebutuhan masyarakat luas.

"Valuasi sesungguhnya adalah hasil dari langkah-langkah strategis yang telah dilakukan pelaku usaha," ujar dia.

Vincent lantas memberikan tips bahwa untuk menciptakan value proposition yang kuat, seorang pendiri startup harus menentukan misi bisnis sebagai fondasi utama. Setelahnya, pendiri startup harus memahami dan mengenal target pasarnya.

Langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah melakukan analisis tentang tantangan dan peluang, sebelum akhirnya menyusun dan menerapkan strategi jitu untuk meraih keberhasilan dengan inovasi-inovasi dan terobosan baru.

"Langkah-langkah inilah yang kami terapkan ketika melahirkan Dana. Kami berangkat dari analisis-analisis yang mendalam tentang tantangan, kebutuhan, ekspektasi, dan peluang yang ada di pasar berdasarkan misi atau tujuan bisnis yang kami bangun," ungkap Vincent.

Menurut dia, layaknya nama baik perusahaan digital yang dibangun sebagai solusi bagi masalah yang dialami masyarakat, khususnya dalam bertransaksi, Dana akan terus berinovasi dan berevolusi.

“Kami berupaya mengembangkan Dana sebagai dompet digital yang mengakselerasi kegiatan ekonomi dan mentranformasi gaya hidup masyarakat dari konvensional menuju digital melalui value proposition yang dimiliki,” jelasnya.

Value proposition yang dimiliki Dana, beber Vincent, antara lain konsep open platform, yang memungkinkan setiap pelaku ekonomi, baik pengguna maupun pelaku usaha, dapat memanfaatkannya secara mudah dan cepat sebagai infrastruktur transaksi digital.

Selain menawarkan user experience (UX) yang ramah-pengguna serta fitur-fitur yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memudahkan setiap transaksi, Dana juga memberikan jaminan proteksi 100 persen bagi penggunanya.

Salah satu UX yang unik adalah fitur card-binding (penyimpanan kartu) yang memungkinkan pengguna menyimpan kartu kredit atau debit di dalam aplikasi Dana untuk digunakan bertransaksi secara mudah, cepat, akurat, dan aman. Melalui fitur ini, pengguna tidak perlu repot mengisi saldo dananya.

"Dengan beragam value proposition tersebut, Dana makin menjadi preferensi masyarakat Indonesia sebagai infrastruktur transaksi digital untuk berbagai kegiatan ekonomi. Kami optimistis pengguna Dana dan budaya masyarakat untuk bertransaksi digital nontunai akan makin meluas," tutur Vincent.