Sri Mulyani: Informasi Banyak tapi Buat Masyarakat Dangkal, Saya Sedih

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Data UNESCO bertajuk World Most Literate Nations Ranked yang dipublikasikan pada 2016 menyebutkan bahwa tingkat literasi Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara. Rendahnya tingkat literasi ini membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani sedih dan tidak bangga.

Padahal, saat ini informasi sangat mudah diakses dan teramat banyak dibandingkan masanya saat masih kecil. "Indonesia negara dengan tingkat literasi dikategorikan rendah ini buat saya sedih dan tidak bangga. Skor ini dikeluarkan oleh UNESCO," kata Sri Mulyani, seperti dikutip dari VIVAnews.

Di samping itu, lanjut dia, di era perkembangan teknologi digital saat ini, akses untuk memperoleh bahan bacaan atau informasi tersebut sangat amat terbuka luas dan banyak. Tidak seperti pada zamannya, di mana akses informasi atau bahan bacaan sulit didapat.

"Ironi, sekarang informasi melimpah namun buat masyarakat shallow, dangkal. Terlalu banyak informasi Anda capek pilih-pilih, maka Anda pilih yang sudah ada dari awal sehingga Anda tidak mampu lagi compare karena sumber informasinya sesuai selera Anda, sehingga Anda enggak mampu lagi lihat pandangan orang lain," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Karena itu, ia menegaskan, demi mendorong tingkat literasi masyarakat supaya lebih baik lagi dan mampu menyaring berbagai informasi yang beredar dengan cermat, maka pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat penting.

Pendidikan bukan cuma hanya duduk di dalam kelas, namun juga menciptakan minat baca yang sangat tinggi.

"Membaca itu oase, karena seperti cerita Bung Hatta waktu beliau dibuang di Digul, dia bawa 16 koper. Bawanya jelas bukan baju, jelas bukan alat kosmetik, tapi isinya buku. Anda bisa memenjarakan badan saya, tapi tidak dengan pikiran saya," kata Sri Mulyani.

Maka, untuk tahun anggaran 2020, Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran untuk pendidikan mencapai 20 persen atau senilai Rp505,80 triliun. Tujuannya, ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani, supaya kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depannya mampu lebih bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi dengan negara lain.