Dulu Kaya Raya, Kini Konglomerat Ini Sewa Pengacara Pun Tak Kuasa

Dulu Kaya Raya, Kini Konglomerat Ini Sewa Pengacara Pun Tak Kuasa. (FOTO: CNBC.com)
Sumber :
  • wartaekonomi

Merupakan mantan konglomerat di dunia teknologi Amerika Serikat (AS) berkat startup besutannya, Theranos. Namanya sempat heboh diperbincangkan lantaran ia berhasil menemukan alat canggih untuk uji darah, Edison.

Saat menemukan alat tes darah yang diklaim bisa uji laboratorium hanya dengan setetes darah saja itu Holmes baru berusia 19 tahun. Pada  2015, wanita yang mengundurkan diri dari Stanford ini berhasil menjadi miliarder dengan kekayaan US$4,5 miliar atau setara Rp68,8 triliun.

Namun, kekayaannya tak langgeng alias Holmes harus tiba-tiba mengalami kebangkrutan karena hasil uji lab Theranos meragukan secara ilmiah.

Ungkapan kejanggalan itu pertama kali diungkap oleh Wall Street Journal. Pasalnya, Theranos pun enggan melakukan keterbukaan terhadap teknologi mereka.

Sejak saat itulah, skandal Theranos semakin berkembang, FBI turun tangan, dan berujung pada penutupan perusahaan di tahun 2019. Elizabeth Holmes pun menjadi tersangka penipuan. Kini, wanita itu bahkan tak bisa menyewa penasihat hukum karena masalah uang.

Melansir dari CNBC (8/10/2019), Holmes sempat menyewa kuasa hukum dari kantor pengacara Cooley LLP, namun mereka tidak dibayar.

"Mengingat situasi finansial Nona Holmes saat ini, Cooley (kuasa hukum) tidak memiliki ekspektasi bahwa Nona Holmes akan bisa membayar jasa-jasa kami," ujar pihak Cooley.

Holmes rupanya terjerat sembilan kasus tuduhan skema penipuan dan dua kasus konspirasi skema penipuan. Holmes terancam 20 tahun penjara.