Jonan Sindir Direksi PLN yang Penghasilannya 30 Kali Lipat Menteri

Menteri ESDM Ignasius Jonan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andy Lala

VIVA – Direksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kena sindir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam acara Hari Listrik Nasional ke-74 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu, 9 Oktober 2019.

Jonan bilang bahwa gaji direksi perusahaan listrik pelat merah itu 30 kali lebih besar dari gaji menteri. Sayangnya, menurut dia, kerjanya justru tidak lebih semangat dari dirinya.

Sebagai contoh, dia dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang selama ini rajin mendorong kendaraan listrik. Padahal yang jualan listrik itu PLN.

"Kenapa PLN tidak ribut kendaraan listrik, kok malah saya? Masa yang jualan PLN, yang sibuk saya sama Pak Budi? Direksi PLN itu penghasilannya 30 kalinya menteri, masa kerjanya lebih lemes dari saya. Ini keliru ini," kata dia dalam sambutannya di Jakarta Rabu, 9 Oktober 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.

Di sisi lain, dia berharap agar konsumsi listrik per kapita Indonesia tahun ini sebesar 1.3000 kWh bisa terus ditingkatkan. Menurut Jonan, jika pertumbuhan ekonomi 5 persen maka konsumsi listrik seharusnya naik 7 persen atau setidaknya dua kali pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapainya, Jonan berharap, PLN bisa lebih kreatif.

"PLN saya harap, ini kan mayoritas penjual listrik kepada konsumen kan, ya harus lebih kreatiflah," ujar Jonan.

Selain itu, PLN juga diminta lebih aktif mendorong penggunaan alat-alat listrik lain. Selain kendaraan listrik, bisa juga didorong penggunaan kompor induksi. Pasalnya, penggunaan alat-alat listrik akan memberi banyak dampak positif, terutama bagi lingkungan.

"Banyak dampak positifnya, mengurangi emisi gas buang, bisa tercipta energi bersih," ucapnya.

Indonesia ketinggalan dari China

Dia juga mengungkapkan bahwa kapasitas listrik Indonesia tertinggal jauh dari China. Berdasarkan catatan Jonan, kapasitas listrik terpasang Indonesia awal 2014 sekitar 50 gigawatt (GW), saat ini 65 GW dan diperkirakan hingga akhir tahun sekitar 69 atau 70 GW. Sedangkan lima tahun ke depan atau 2024 mendatang diprediksi minimal 90 GW.

Angka itu menurut dia masih sangat minim. Setelah melakukan pertemuan bilateral dengan China membahas energi beberapa waktu lalu, ternyata kapasitas listrik China mencapai 1.131 GW.

"Itu dibanding kita 15 kali kapasitas terpasang. Jumlah penduduk mereka itu empat kali Indonesia," kata dia.

Di samping itu, China juga sedang mengembangkan energi baru dan terbarukan atau renewable energy untuk pembangkit listrik. Bahkan, pembangkit listrik terbarukan mereka sudah mencapai 300 GW. Karena itu, dia meminta PLN untuk gencar mengembangkan renewable energy.