AS Ingin Berinvestasi di Indonesia, Menko Luhut: Mereka Iri Sama China

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • Adi Suparman

VIVA Amerika Serikat (AS) iri kepada China karena banyak berinvestasi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, ketika bertemu dengan Special Advisor White House Jared Kushner, dua pekan lalu.

Kushner diketahui merupakan menantu dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia mengungkapkan, karena China banyak berinvestasi di proyek-proyek Indonesia, maka AS kemudian mengaku sangat berminat berinvestasi di Indonesia dalam waktu dekat.

"Dia (Kushner) bilang kenapa China banyak ke Indonesia. Saya bilang mereka datang, kamu enggak datang. Dia juga bilang kalau boleh kapan datang, saya bilang boleh," kata Luhut Binsar Pandjaitan, seperti dikutip dari VIVAnews.

Selain itu, kata dia, dengan banyaknya kucuran investasi yang diberikan China ke Indonesia beberapa waktu terakhir, membuat mereka menduga bahwa Indonesia sudah lebih condong ke China atau adanya keberpihakan pemerintah untuk menjalin kerja sama spesial dengan negeri Tirai Bambu itu.

"Mereka khawatir kita berpihak ke satu negara, saya bilang enggak akan pernah kita berpihak ke satu negara, kita terlalu besar untuk berpihak satu negara saja," ungkap dia.

Dengan adanya penjelasan tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) mengaku siap untuk menyediakan dana investasi demi mendukung berbagai proyek-proyek yang dikerjakan Indonesia.

Luhut juga mengaku bahwa pemerintah sedang menyiapkan proyek apa yang bisa disiapkan untuk didanai AS. Pendanaan tersebut akan disiapkan melalui International Development Finance Corporation atau IDFC dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$60 miliar.

Dari besaran dana tersebut, Luhut minta supaya US$5 miliar diarahkan untuk Sovereign Wealth Fund (SWF), dan mereka akan datang ke Indonesia pada bulan ini.

"Jadi mereka masuk saya minta US$5 miliar ke SWF, mereka tempatkan kita sebagai mitra strategis dan itu saya pikir sangat sangat penting," jelas Luhut Binsar Pandjaitan.