Sampah Ditukar jadi Premi Asuransi, Begini Mekanismenya

Bank Sampah Tingkatkan Kesadaran Lingkungan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Raksasa asuransi asal Jerman, Allianz Indonesia, melakukan pendekatan dengan memperluas segmen pemasaran produknya ke masyarakat yang berasal dari kelompok emerging consumers, atau kelompok masyarakat yang masih belum menjadikan asuransi sebagai kebutuhan penting.

Menurut Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier, pendekatan yang dimaksud adalah masyarakat didorong untuk membuat sampah menjadi lebih ekonomis.

Caranya dengan menukar sampah di bank sampah melalui Program Tukar Sampahmu, Lindungi Dirimu.

Program ini memiliki premi Rp4.500 per tiga bulan, dengan nilai tukar Rp6.000 untuk 2 kg botol plastik yang sisanya dapat disisihkan untuk menabung.

Dengan premi demikian, nasabah dapat memperoleh manfaat senilai Rp1 juta apabila meninggal dunia sebab alami, atau Rp5 juta apabila meninggal sebab kecelakaan dan penggantian biaya medis jika kecelakaan sebesar Rp500 ribu.

Di sisi lain, masyarakat juga dihadapkan pada kenyataan bahwa sekitar 65 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap harinya.

Hanya 7 persen yang didaur ulang, sementara 69 persen berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).

"Padahal sampah yang dihasilkan tersebut bisa memberikan nilai ekonomis untuk kita, jika dipilah dan dikelola dengan benar," jelas Louwerier, Jumat, 18 Oktober 2019.

Selain itu, ada juga Program Allianz Uang Duka, di mana progam ini memberikan santunan kematian dari produk asuransi jiwa kumpulan Allianz yang dapat diakses oleh masyarakat warga Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan tingkat kelurahan.

Program yang baru diluncurkan September lalu ini bertujuan untuk meringankan beban keluarga yang ditinggal meninggal dunia salah satu anggota keluarga dengan premi Rp1.500 per orang per bulan. Sementara manfaat yang diterima keluarga senilai Rp2 juta per kejadian per orang.

"Berangkat dari kondisi masih rendahnya penetrasi asuransi, dan inklusi keuangan dibandingkan dengan kondisi demografi dan luas wilayah Indonesia, kami melakukan berbagai inovasi dan sinergi untuk menyediakan layanan keuangan dan akses asuransi bagi segmen masyarakat yang belum tersentuh," ungkap Louwerier.