110 Pesantren Sepakat Bikin Holding Bisnis

Ilustrasi/Belajar di pesantren.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto Musafirian

VIVA – Sebanyak 110 pesantren berkomitmen untuk membentuk Holding Bisnis Pesantren. Holding tersebut merupakan inisiasi yang dilakukan otoritas moneter tersebut bersama dengan Kementerian Agama sejak 2017.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menjelaskan, skema holding pesantren ini akan berfungsi sebagai induk usaha dalam skala nasional, yang harapannya mampu memperkuat keberadaan pesantren dari sisi pemodalan, pengembangan pasar hingga akses informasi.

"Itu merupakan semacam keinginan bersama dari pesantren yang hadir di ISEF, ada 110 pesantren. Mereka berkeinginan suatu saat nanti membentuk semacam bisnis bersama," kata dia disela acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Selasa, 12 November 2019, dilansir dari laman VIVAnews.

Lebih lanjut, dia mengatakan, prioritas program dan kerja sama itu tentunya akan tetap mendudukkan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan apabila terdapat keinginan untuk lebih mendorong aktivitas unit usahanya dalam skala yang lebih luas.

"Artinya selain ponpes melakukan pendidikan, tapi juga mandiri secara kebutuhan untuk santri dan santriwatinya, itu yang lebih penting. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau seandainya mau naik kelas dari situ, bentuk untuk usaha menjual produknya keluar, itu menghasilkan tentunya pendapatan bagi ponpes tersebut," kata dia

Fungsi Bank Indonesia dalam konteks itu, sambung Dody adalah sebagai akseletor bagi pesantren, untuk memastikan bahwa arah pengembangan unit usaha mereka berada di jalan yang tepat dan memberikan hasil yang nyata. Seperti, pemberdayaan unit usaha pesantren dengan mengarahkannya ke sektor potensial hingga terkait penyusunan laporan keuangan.

"Nah holding bisnis itu adalah keinginan mereka lakukan koordinasi  untuk suatu saat bisa saja ada suatu bisnis unit pesantren, kita belum berpikir apa bentuknya, tapi dari sisi keinginan mereka adalah ingin lakukan sinergi dan koordinasi untuk sama-sama memajukan bisnis pesantren," tuturnya.