Pelaku Bom Bunuh Diri Sri Lanka Pernah Kuliah di Australia

Ratusan orang tewas dan 500 orang lainnya terluka dalam serangkaian serangan bom bunuh diri yang terkoordinasi di beberapa gereja dan hotel.
Sumber :
  • abc

Pihak berwenang Sri Lanka mengkonfirmasi salah satu pelaku bom bunuh diri yang bertanggung jawab atas serangan teroris pada Minggu Paskah pernah mengenyam pendidikan di sebuah universitas di Australia.

Serangan bom Minggu Paskah di Sri Lanka:

  • Salah satu pelaku bom bunuh diri menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Australia.
  • Jumlah korban tewas dari serangan mematikan itu telah direvisi menjadi 359 orang pada hari Rabu.
  • Penyelidik mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penembakan di Christchurch.

Menteri Muda Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene mengatakan pelaku pengeboman menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana di Australia.

Pernyataan ini diungkapkan setelah korban tewas dalam peristiwa pengeboman ini direvisi menjadi 359 orang pada Rabu (24/4/2019) hari ini.

"Apa yang bisa saya katakan adalah kelompok ini, beberapa pelaku bom bunuh diri, kebanyakan dari mereka yang berpendidikan tinggi dan mungkin berasal dari kelas menengah ke atas," kata Wijewardene.

"Beberapa dari mereka telah belajar di berbagai negara lain, mereka memegang gelar dan mereka adalah orang-orang yang cukup berpendidikan.

"Kami meyakini bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri ini pernah belajar di Inggris dan kemudian mungkin melanjutkan kuliah pasca-sarjana di Australia sebelum kembali untuk menetap di Sri Lanka."

Ratusan orang terbunuh dan 500 lainnya luka-luka dalam serangkaian ledakan terkoordinasi di gereja dan hotel, dalam kekerasan paling mematikan di Sri Lanka sejak perang saudara yang menghancurkan berakhir pada 2009.

Kepolisian Sri Lanka mengatakan mereka telah mengkonfirmasi ada sembilan pelaku bom bunuh diri. Delapan diantaranya saat ini telah berhasil diidentifikasi.

Juru bicara kepolisian Sri Lanka Ruwan Gunasekara mengatakan 18 orang tersangka juga telah ditangkap pada Selasa (23/4/2019) malam, dan semakin meningkatkan jumlah yang ditahan menjadi 58 orang.

Rekaman CCTV memperlihatkan seorang pria dengan ransel besar berjalan ke gereja St Sebastian. ISIS klaim bertanggung jawab

Dua organisasi Islam domestik termasuk Jamaah Thowheeth Nasional, dikatakan bertanggung jawab untuk melakukan pemboman bunuh diri pada Minggu Paskah di sejumlah lokasi di Sri Lanka.

Sebelumnya Wijewardene mengatakan penyelidikan awal menunjukkan serangan mematikan ini dilakukan sebagai pembalasan atas penembakan di masjid Christchurch bulan lalu.

Kantor Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan dia mengetahui komentar yang mengaitkan pengeboman pada Minggu Paskah di Sri Lanka dengan serangan masjid di Christchurch, tetapi mencatat penyelidikan atas pernyataan itu masih "dalam tahap awal".

Sebuah hari berkabung nasional di Sri Lanka pada Rabu (24/4/2019) dilakukan bertepatan dengan pemakaman massal di dekat dengan tiga gereja yang menjadi sasaran aksi pemboman yakni Gereja St Sebastian di Negombo, Kuil St Anthony di Kolombo dan Gereja Sion di Batticaloa.

Ketika para korban dimakamkan, organisasi Negara Islam (ISIS) merilis pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi saluran propagandanya tidak mendukung klaim tersebut dengan bukti-bukti.

Diyakini pihak berwenang Sri Lanka sebelumnya telah diberi banyak peringatan tentang rencana serangan teror yang merenggut nyawa 320 orang tersebut.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.