Iran Tembak Jatuh Pesawat Nirawak AS, Trump Balas Mengecam

Iran "membuat kesalahan sangat besar" dengan menembak jatuh pesawat pengawas nirawak AS di Selat Hormuz, kata Presiden Donald Trump. - Chip Somodevilla/Getty
Sumber :
  • bbc

Iran "membuat kesalahan sangat besar" dengan menembak jatuh pesawat pengawas nirawak AS di Selat Hormuz, kata Presiden Donald Trump.

Namun, dia mengatakan kepada wartawan bahwa itu kemungkinan akibat kesalahan manusia, dengan mengatakan: "Saya merasa kesulitan memahami mengapa Iran secara sengaja menembak."

Iran mengatakan pesawat tak berawak itu telah melanggar wilayah udara Iran, tetapi militer AS membantahnya.

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan Iran akan mempermasalahkan tindakan AS yang disebutnya "melanggar batas wilayah kami" kepada PBB.

"Kami tidak ingin perang, tetapi kami akan gigih mempertahankan wilayah udara, tanah, dan perairan kami," katanya di Twitter.

Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan, pesawat nirawak itu jelas terlibat dalam operasi mata-mata dalam apa yang dia sebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Dalam suratnya kepada sekretaris jenderal PBB dan Dewan Keamanan, Ravanchi mengatakan Iran tidak menghendaki perang, tapi negara itu memiliki hak untuk mempertahankan wilayahnya dari tindakan bermusuhan.

Apa yang dikatakan Trump ?

Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan berdasarkan "dokumentasi yang ada" pesawat tak berawak itu terbang di atas perairan internasional dan bukan di wilayah udara Iran.

"Saya pikir mungkin Iran melakukan kesalahan-saya membayangkan seorang jenderal atau seseorang yang membuat kesalahan dalam penembakan yang membuat pesawat itu jatuh," katanya.

Dalam jumpa pers, Trump mengatakan penembakan itu hanya dapat dilakukan oleh, meminjam kata-katanya seseorang yang liar dan bodoh.

Apa reaksi atas insiden itu?

Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan perang antara AS dan Iran akan menjadi "malapetaka dengan konsekuensi yang sulit diprediksi".

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin.

Di Amerika Serikat, Ketua DPR Demokrat Nancy Pelosi mengatakan AS tidak memiliki keinginan untuk berperang dengan Iran, sementara kandidat utama untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyebut strategi Trump terhadap Iran sebagai "bencana akibat tindakannya sendiri".

Sementara, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan kepada BBC bahwa negaranya sedang mencoba mengirim pesan kepada Iran bahwa perilakunya "tidak dapat diterima".

"Tidak ada yang mau memulai perang. Tapi kita tidak bisa membiarkan Iran marah seperti ini. Bukti keterlibatan Iran sangat meyakinkan. Mereka mengatakan mereka akan melakukannya, dan sekarang mereka melakukannya," katanya.

Harga minyak telah melonjak sekitar 5 persen setelah insiden itu.

Berita ini akan terus dilengkapi.