Kode Keras Menkeu Sri Mulyani di Perayaan HUT Kemerdekaan AS

Menkopolhukam Wiranto dan Menkeu Sri Mulyani bersama Dubes AS Joseph Donovan dalam perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan AS ke-243 di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA / Renne

VIVA – Indonesia berharap Amerika Serikat tetap berkomitmen mempererat hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan berlandaskan keadilan. Oleh karena itu program yang sudah berjalan baik tetap harus dipertahankan AS, salah satunya pembebasan bea masuk produk impor dari Indonesia, yang dikenal dengan GSP (Generalized System of Preferences).

Harapan itu diutarakan secara tersirat oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan AS ke-243 di Jakarta, Kamis malam 4 Juli 2019. Berlangsung di Rumah Dinas Dubes AS, Joseph Donovan, perayaan itu dihadiri sejumlah pejabat, antara lain Menkopolhukam Wiranto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua KPK Agus Rahardjo, dan korps diplomatik sejumlah negara.

Memberi sambutan mewakili Pemerintah RI, Menkeu mengawalinya dengan melontarkan "kode keras". "Saya berharap hubungan Indonesia dan Amerika akan terus berlanjut dengan luar biasa (great), kuat (strong), dan makmur (prosperous). Saya tekankan ya, Great, Strong, Prosperous, GSP," kata Sri Mulyani.

Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan dan tawa dari para hadirin, dan dibalas sedikit senyuman dari Dubes AS, Joseph Donovan, sebagai tuan rumah yang mendengarkan dari samping. "Ini pesan yang sangat halus, sekaligus eksplisit," lanjut Sri Mulyani.

Para hadirin pun tampak mengerti dengan selorohan GSP dari Sri Mulyani tersebut, karena hal itu tengah disorot pemerintah Indonesia. GSP merupakan program yang selama ini diberikan AS berupa pembebasan bea masuk produk impor dari sejumlah negara, ternasuk Indonesia.

Lebih dari 3.000 produk Indonesia selama ini menikmati fasilitas GSP berupa penghapusan tarif hingga 0 persen. Namun fasilitas ini terancam dicabut setelah AS pada 2017 lalu ingin meninjau kembali fasilitas GSP ke 25 negara, termasuk Indonesia. Maka sejak itu pemerintah RI terus melobi AS agar tetap mempertahankan fasilitas GSP atas produk-produk Indonesia.

Sri Mulyani pun mengingatkan bahwa volume perdagangan RI dan AS terus meningkat dan pada 2018 sudah mencapai US$28,6 miliar. "Kementerian Perdagangan telah menargetkan volumenya akan naik dua kali lipat menjadi US$50 miliar lebih pada 2023," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Sementara itu, Dubes AS, Joseph Donovan, sebelumnya juga berharap hubungan kedua negara akan meningkat di berbagai bidang. "Hari ini kita tidak saja merayakan HUT Kemerdekaan AS ke-243, namun juga hubungan bilateral negara kami dengan Indonesia yang sudah menginjak 70 tahun. Semoga kian erat lagi di 70 tahun berikutnya," ujar Donovan.