Pastor Katolik Sebut Autisme karena Dosa Orangtua Ditolak di Australia

Romo Dominic Valanmanal mengaku sudah menyembuhkan autisme.
Sumber :
  • abc

Pastor Katolik India yang bilang bahwa zina dan masturbasi orangtua sebabkan autisme pada anak dan mengklaim telah "menyembuhkan" autisme lewat doa, batalkan retret keagamaan di Australia.

Pastor batalkan kunjungan Romo Dominic Valanmanal seharusnya datang ke Phillip Island dan beberapa tempat lain di Canberra. Kelompok Katolik India di Australia sebagian berasal dari tempat di mana Romo Dominic berasal yaitu Kerala, India. Kampanye yang menentang Romo Dominic didukung oleh kelompok pendukung autisme.

Romo Dominic Valanmanal baru-baru ini dipaksa untuk membatalkan acara serupa retret di Irlandia dan Kanada, setelah sebuah video klip dirinya sedang berkhotbah muncul di internet.

Dalam video tersebut, dia berkata bahwa autisme pada anak disebabkan perbuatan maksiat orangtua mereka.

"Perzinaan, masturbasi, homoseksualitas dan pornografi — kalau kamu sudah kecanduan dengan hal-hal ini, saya katakan atas nama Tuhan, ketika kamu menikah dan punya anak, ada kemungkinan besar bahwa kamu akan punya anak-anak tipe seperti ini," katanya dalam video tersebut.

"Mereka menjalankan kehidupan layaknya binatang. Mereka bersetubuh bagai binatang. Mereka membesarkan anak bagai binatang. Karena itu anak-anak mereka juga akan seperti binatang," ucapnya.

Romo Dominic mengaku sudah "menyembuhkan" dua orang anak autis di Irlandia.

Tiket retret lima hari di Philip Island, Austtalia, seharga $400 (3,9 juta rupiah) per orang terjual habis di bulan September.

Binoy Zacharias memiliki seorang anak autis dan memimpin kampanye untuk menghentikan kunjungan Romo Valanmanal ke Australia.

Foto: Danielle Bonica (ABC News)

Tidak hanya di Melbourne. Acaranya yang di Canberra pun ikut dibatalkan kemarin.

Binoy Zacharia adalah anggota dari komunitas India Katolik di Melbourne yang anaknya mengalami autisme.

Ia memimpin kampanye untuk menolak kedatangan pastor Katolik tersebut dan mengatakan "seharusnya romo itu tidak usah diundang sejak awal".

"Banyak orang mendorong saya untuk membawa anak saya ke retret romo ini supaya bisa disembuhkan," katanya.

"Saya sedih ketika mendengar bahwa banyak orang percaya perkataannya tentang bagaimana sebenarnya autisme adalah roh jahat yang berasal dari keluarga sang penderita," ujar Binoy.

Anggota komunitas India Katolik di Australia sebagian besar berasal dari bagian selatan Kerala, tempat tinggal Dominic.

Di wilayah tersebut, terdapat banyak ahli-ahli kesehatan.

"Kondisi inilah yang membuat penerimaan akan paham Dominic sangat menyedihkan," kata Linton Thomas - pekerja sosial dan anggota dari komunitas itu di Bendigo.

"Menyedihkan sekali ketika tahu bahwa orang-orang berpendidikan ini percaya pada pernyataan tersebut," katanya.

"Mereka ini adalah orang-orang yang akan merawat anak-anak dalam kondisi ini namun berharap retret itu akan membawa kesembuhan bagi mereka."

Linton Thomas mengatakan bahwa orang-oang yang ikut retret berharap akan adanya mukjizat kesembuhan.

Foto:Beth Gibson (ABC Central Victoria)

Bulan lalu, Uskup Calgary membatalkan izin Dominic untuk memimpin retret di Kanada setelah mendengar kekhawatiran anggota komunitas, sebelum akhirnya minta maaf dan berjanji meninjau ulang proses internal dari keuskupan.

Kampanye yang menentang kedatangan romo tersebut ke Australia mendapat dukungan Masyarakat Rasionalis, organisasi sukarelawan yang mendukung skeptimisme berdasarkan alasan ilmiah, serta organisasi advokasi autisme bernama Amaze.

Kedua organisasi ini mengirim surat kepada Uskup Agung Melbourne, Peter Comensoli, demi mengangkat isu ini.

Fiona Sharkie selaku ketua pelaksana mengatakan kepada ABC bahwa ia merasa senang kunjungan Dominic telah dibatalkan mengingat pandangannya yang "bersifat mencela, sangatlah menyinggung dan tidak benar."

"Kekhawatiran utama kami adalah dampaknya terhadap orang-orang autis, keluarga dan perawat mereka. Tuntutan ini akan terjadi kalau dia diberikan kesmpatan di publik," kata Fiona.

Ketua dari Gereja Syro-Malabar di Australia, Uskup Bosco Puthur, mengatakan pada ABC bahwa pandangan Romo Dominic "tidak menggambarkan posisi gereja Katolik saat ini".

"Begitu juga tidak menggambarkan posisi saya," kata Romo Bosco.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.