Facebook Tutup Akun-akun Propaganda Terkait Aparat Arab Saudi

- Getty Images
Sumber :
  • bbc

Facebook menyatakan telah menemukan bahwa sejumlah orang yang terkait dengan aparat Arab Saudi telah memakai media sosial untuk menyebarkan propaganda melalui akun-akun palsu.

Perusahaan itu menyebut operasi penyebaran propaganda utamanya menyasar Timur Tengah dan Afrika Utara dengan konten berbahasa Arab.

Oleh karenanya, lebih dari 350 akun dan halaman di Facebook telah ditutup.

Jarang bagi perusahaan raksasa tersebut untuk mengumumkan kepada publik bahwa aktivitas semacam itu terkait dengan pemerintah tertentu.

Sejauh ini pemerintah Arab Saudi belum memberikan tanggapan secara resmi.

Dalam pernyataannya, Facebook mengaku pada pekan ini telah menghadang "perilaku tak otentik yang dikoordinasi" pada platform-nya dan pada Instagram yang dimilikinya.

Facebook mengatakan akun-akun itu sengaja dibuat sehingga orang bisa berpura-pura sebagai warga negara yang disasar, ataus upaya dapat menciptakan halaman yang mirip dengan media setempat.

Ditambahkannya, langkah penangguhan juga dilakukan terhadap operasi terpisah yang berasal dari Uni Emirat Arab dan Mesir. Meski demikian, Facebook tidak menyebut bahwa operasi-operasi itu terkait dengan pemerintah setempat.

Aksi Facebook mengemuka setelah perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu dihujani kritik lantaran tidak berbuat apa-apa terhadap peredaran informasi palsu pada platform-nya.

Apa hal lain yang dikatakan Facebook?

Kepala kebijakan keamanan siber Facebook, Nathaniel Gleicher, menjelaskan bagaimana akun-akun Saudi diduga beroperasi.

"Admin halaman dan pemilik akun biasanya mengunggah berita regional dan isu-isu politik dalam bahasa Arab, termasuk topik seperti Putra Mahkota Mohammad bin Salman, rencana reformasi ekonomi-sosial dalam `Vision 2030`, serta kesuksesan pasukan Saudi, khususnya dalam konflik di Yaman," paparnya.

Dia menambahkan: "Mereka juga sering membagikan kritik terhadap negara-negara tetangga, termasuk Iran, Qatar, dan Turki. Lantas mempertanyakan kredibilitas jaringan berita Al-Jazeera dan Amnesty International.

"Meski orang-orang di balik aktivitas ini berupaya menyembunyikan identitas merekam, tinjauan kami menemukan hubungan dengan individu-individu yang terkait dengan pemerintah Arab Saudi," jelasnya.

Sebelum ditutup Facebook, sebanyak 1,4 juta orang melanggan akun dan halaman itu.

Facebook mengatakan kampanye propaganda itu menghabiskan US$108.000 (Rp1,5 miliar) untuk mengiklan.