Demo Besar Hong Kong: Seberapa Parah Pariwisata Terkena Dampaknya

Hong Kong is one of the world`s most visited cities - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Para demonstran di Hong Kong terus melanjutkan unjuk rasa, sepuluh pekan sejak demonstrasi menentang RUU ekstradisi itu dimulai.

Terkini, ribuan demonstran melakukan aksi damai di bandara internasional Hong Kong dan mengakibatkan lebih dari 100 penerbangan terpaksa dibatalkan.

Unjuk rasa berkepanjangan ini membuat Amerika Serikat memperingatkan warganya untuk "lebih berhati-hati" ketika bepergian ke sana.

Negara-negara lain, termasuk Australia, Inggris, Irlandia, Singapura, dan Jepang - juga telah mengeluarkan anjuran perjalanan atas apa yang disebut AS sebagai protes konfrontatif di wilayah Cina.

Ini bukan pertama kalinya bandara menjadi lokasi unjuk rasa: Pada tanggal 26 Juli, ribuan demonstran dan staf maskapai pro-demokrasi mengadakan aksi duduk di sana dengan tujuan untuk menjangkau wisatawan dan meningkatkan kesadaran akan tujuan aksi unjuk rasa.

Kemudian pada 5 Agustus, lebih dari 200 penerbangan dibatalkan di tengah demonstrasi di seluruh kota.

Hong Kong adalah salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di dunia, tetapi para ahli mengatakan gangguan itu merusak sektor pariwisatanya.

Jadi seberapa parah unjuk rasa ini mempengaruhi pariwisata?

`Penurunan pemesanan yang signifikan`

Selama sepuluh pekan terakhir, demonstrasi anti-pemerintah sering berakhir dengan bentrokan dengan polisi - dan beberapa calon pengunjung khawatir kota itu mungkin lebih berbahaya dari sebelumnya.

Data Google Trends menunjukkan peningkatan yang ditandai untuk istilah pencarian "Hong Kong safe" sejak akhir Juli, dengan sebagian besar pencarian berasal dari Eropa dan bagian lain di Asia.

Menurut Badan Pariwisata Hong Kong, angka awal telah menunjukkan "penurunan dua digit" dalam jumlah kedatangan pengunjung pada paruh kedua Juli.

"Bisnis perjalanan telah melaporkan bahwa jumlah pemesanan ke depan pada Agustus dan September telah [juga] turun secara signifikan," kata seorang juru bicara kepada BBC.

Pemesanan penerbangan, juga mendapat pukulan.

Maskapai andalan Hong Kong Cathay Pacific menolak memberikan angka, tetapi mengatakan bahwa pihaknya "melihat dampak kerusuhan politik lokal".


Maskapai andalan Hong Kong Cathay Pacific menolak memberikan angka, tetapi mengatakan bahwa pihaknya "melihat dampak kerusuhan politik lokal". - Getty Images

"Ini telah menyebabkan penurunan pemesanan yang signifikan selama beberapa bulan ke depan, terutama untuk perjalanan masuk [ke Hong Kong]," kata John Slosar, bos Cathay Pacific Group, dalam sebuah pernyataan.

Jaringan hotel internasional, Langham Hospitality Group mengatakan, "segmen-segmen tertentu" di hotel-hotel Hong Kongnya mengalami "pelambatan".

Namun, seorang juru bicara menambahkan bahwa protes akan "mempengaruhi sentimen dan bisnis ritel, tetapi dalam jangka panjang tidak akan menimbulkan ancaman bagi ekonomi Hong Kong dan kedudukan global sebagai salah satu tujuan perjalanan top dunia".


Jutaan turis dari China daratan mengunjungi Hong Kong - Getty Images

Bahkan Disneyland Hong Kong mengalami penurunan jumlah.

CEO Bob Iger berkata: "Kami telah melihat dampak dari protes. Pasti ada gangguan. Itu telah mempengaruhi kunjungan kami di sana."

Turis di wilayah tersebut

Industri pariwisata adalah salah satu pilar utama ekonomi Hong Kong, menyumbang sekitar 5?ri PDB kota.

Sebagian besar pengunjung Hong Kong berasal dari Cina daratan. Pada bulan Januari hingga Juni 2019 saja, penduduk daratan melakukan 27 juta kunjungan ke wilayah tersebut.

Para demonstran di Hong Kong, sangat sadar akan hal ini.

Pada awal Juli, mereka berusaha menyebarkan pesan-pesan pro-demokrasi ke wisatawan dari China daratan dengan memberikan selebaran di distrik belanja Tsim Sha Tsui yang sibuk.

Penyensoran informasi diberlakukan di China dan banyak media lokal yang dimiliki pemerintah menggambarkan para demonstran sedang "menghancurkan" kota itu -sebuah taktik yang bertujuan membakar kemarahan massa terhadap para pengunjuk rasa - seperti yang terlihat dalam cuitan media China Global Times berikut ini.

Menurut Radio Free Asia (RFA), sebuah agen perjalanan di Shenzhen mengatakan banyak orang di China baru-baru ini membatalkan perjalanan mereka ke Hong Kong.

"Salah satu tamu saya mengatakan dia takut tidak aman," kata agensi yang tidak disebutkan namanya itu kepada RFA.

Dan yang lainnya setuju.

"Bagaimana bisa masih ada orang yang mau bepergian ke Hong Kong?" ujar salah satu komentar di situs micro-blogging Cina Weibo. "Apakah mereka tidak membaca berita? Keamanan pribadi mereka akan berisiko."

"Saya dulu bepergian ke Hong Kong untuk berbelanja, saya lebih suka pergi ke Jepang atau Korea sekarang," tambah yang lain.

Jason Wong, ketua Industri Perjalanan Hong Kong, mengatakan kepada AFP: "Saya pikir situasinya semakin dan semakin serius."

Dia menambahkan bahwa agen perjalanan sedang mempertimbangkan menempatkan staf cuti yang tidak dibayar.

Menurut South China Morning Post, yang berbasis di Hong Kong, Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong (HKRMA) mengatakan sebagian besar dari 8.000 toko anggotanya telah mencatat penurunan pendapatan.

HKRMA mengatakan akan merevisi perkiraan penjualannya menjadi "penurunan dua digit" jika protes berlanjut. Itu sebelumnya telah meramalkan tahun pertumbuhan satu digit.

Pembuat jam tangan Swiss Swatch mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa turbulensi politik telah berkontribusi pada "penurunan penjualan dua digit di Hong Kong", salah satu pasar global terpentingnya.

Dan Angela Cheng, seorang ekonom di CMB International Capital Corporation Limited, mengatakan penjualan ritel pada tahun 2019 diperkirakan akan turun sebanyak 10%.

"Industri ritel Hong Kong akan terpengaruh baik secara internal maupun eksternal," katanya kepada Reuters.