Sadar Enggak, Ada Pangkalan Militer AS Jaraknya 1 Jam dari Indonesia

Militer Amerika Serikat (AS).
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Amerika Serikat (AS) dan Singapura sepakat memperpanjang kerja sama penggunaan fasilitas militer hingga 15 tahun.

Ketentuan perjanjian kerja sama (MoU) yang dimulai pada 1990 ini resmi ditandatangani oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden AS Donald Trump.

Pertemuan tersebut dilakukan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, New York, AS, Senin, 23 September 2019 waktu setempat. Pada 1990, MoU pertama kali ditandatangani oleh Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew dan Wakil Presiden AS Dan Quayle.

Lewat kerja sama ini, Singapura mengizinkan AS menggunakan fasilitas dan pangkalannya. Mengutip situs Channel News Asia, Selasa, 24 September 2019, ada dua pangkalan yang dipakai AS, yaitu Sembawang dan Paya Lebar.

Sembawang menjadi Komando Pusat Logistik Pasifik Barat bagi kapal-kapal Armada ke-7 Angkatan Laut AS dan Pusat Angkatan Laut Regional Singapura.

Adapun Paya Lebar adalah pangkalan udara milik negara yang jaraknya hanya 1 jam dari Indonesia. Angkatan Udara dan Marinir AS kabarnya mendapatkan fasilitas di sana.

Selain itu, perpanjang kerja sama ini juga mendukung keberadaan AS di kawasan Asia Tenggara selama hampir 30 tahun.

"Kami baru memperbaruinya satu kali, yaitu tahun 2005. Kami sangat senang memperbaruinya sekali lagi untuk 15 tahun ke depan," kata Lee.

Ia berharap kerja sama ini juga akan menjadi sarana bagi AS untuk lebih dalam terlibat di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

Informasi saja, pada 2005, Lee dan Presiden AS George W Bush menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Strategis lewat Kemitraan Kerja Sama yang Lebih Dekat dalam Pertahanan dan Keamanan (SFA).

Kedua negara juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang kembali ditingkatkan pada 2015, berdasarkan dari SFA 2005, untuk memperdalam kerja sama di lima bidang, yaitu militer, kebijakan, strategi, teknologi, dan tantangan keamanan nonkonvensional.

Kedua negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang-bidang baru seperti bantuan kemanusiaan, bantuan bencana, pertahanan siber, keamanan hayati dan komunikasi publik.