Twitter Akan Tindak Tegas Pemimpin Dunia, Emang Ada Apa Sih?

Kalau Kepala Negara Langgar Kebijakan, Twitter Tegas Ambil Tindakan.
Sumber :
  • wartaekonomi

Media sosial Twitter akan membatasi interaksi pengguna dengan cuitan para kepala negara atau pemimpin dunia yang melanggar kebijakan platformnya.

Raksasa media sosial itu tidak akan mengizinkan pengguna untuk menyukai, membalas, berbagi, atau mengirim ulang (retweet) cuitan yang menyinggung.

Namun, pilihan kutip cuitan masih akan tersedia, agar pengguna dapat mengekspresikan pendapat mereka.

“Kami belum menerapkan ini secara resmi, tetapi ketika kami melakukannya, Anda tidak akan dapat menyukai, membalas, berbagi, atau me-retweet cuitan yang dimaksud. Anda masih dapat mengekspresikan pendapat Anda dengan komentar lewat kutipan,” jelas Twitter melalui akun @TwitterSafety, dilansir dari TechCrunch, Rabu (16/10/2019).

Langkah itu diambil untuk membantu pengguna memperoleh informasi global sekaligus menjaga aturan situs agar tetap dipatuhi.

Namun, Twitter sudah dituding tak dapat menindak tegas para kepala negara atau pemimpin dunia yang melanggar aturannya. Perusahaan berdalih, hal itu merupakan hal baru bagi mereka.

“Sebagian besar (kebijakan tentang hal itu) merupakan landasan baru dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata perusahaan lagi.

Tahun lalu, Twitter mengatakan tak akan melarang Presiden AS Donald Trump meskipun ada cuitannya yang memprovokasi, termasuk ancaman yang menyatakan perang terhadap Korea Utara.

Twitter menyampaikan, “kami ingin memperjelas, akun para pemimpin dunia tak sepenuhnya di atas kebijakan kami".

Kini, Twitter beretorika soal penegakan aturan secara bijaksana dan tidak pandang bulu guna melindungi hak publik untuk mendengarkan gagasan kepala negara atau pemimpin dunia serta meminta pertanggungjawaban mereka.