Sambal Belacan Malaysia Bikin Singapura Bertekuk Lutut

Ratu Malaysia dan sambal belacan buatannya.
Sumber :
  • Businessinsider

VIVA – Hubungan Malaysia dan Singapura mengalami pasang surut sejak 1965. Kala itu, Singapura secara resmi menyatakan pisah dari Federasi Malaysia. Meski hubungannya panas dingin, bukan berarti keduanya tidak bisa akrab.

Hal ini dibuktikan oleh Ratu Malaysia, Permaisuri Agong Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah yang mengirimkan hadiah spesial untuk mendiang mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, pada 2009.

Sang ratu diketahui mengirim enam botol sambal belacan untuk Lee, yang kemudian dikenal sebagai 'diplomasi sambal belacan'.

“Cerita ini sudah lama ingin saya sampaikan kepada warga Malaysia. Saya pernah kirim sambal belacan untuk PM Lee. Dia sangat suka. Ini berlanjut ke putranya, PM Lee Hsien Loong," katanya lewat akun Instagram @cheminahsayang, seperti dikutip dari Business Insider, Rabu, 30 Oktober 2019.

Ratu Azizah melanjutkan ceritanya. Ketika paket sambal balacan diterima dan dikonsumsi oleh Lee, ternyata pendiri Singapura itu sangat menyukai rasanya. Sebagai bentuk ucapan terima kasih, Lee kemudian menuliskan surat untuk sang ratu.

"Yang Terhormat Tengku Puan Tunku Azizah. Enam paket sambal belacan yang Anda kirim untuk saya rasanya nikmat. Saya bagikan kepada dua putra saya. Semuanya sudah habis. Ini sambal belacan terbaik yang pernah saya makan. Bisakah keluarga saya mendapat kiriman sambal lagi? Maaf jika saya merepotkan Anda," tulis Lee.

Ratu Azizah pun mengunggah foto surat resmi dan tandatangan dari mendiang PM Lee Kuan Yew tertanggal 23 Juli 2009. Tak lupa juga, Ratu Azizah mengunggah foto satu botol sambal belacan buatannya.

Sebagai informasi, Malaysia dan Singapura pernah mengalami sengketa laut dan udara. Namun, pada awal April 2019, keduanya mengakhiri sengketa lewat kesepakatan.

Seperti dilansir dari Channel NewsAsia, perjanjian itu diteken oleh Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony Loke, dan Menteri Perhubungan Singapura, Khaw Boon Wan.

Singapura menyatakan akan berhenti menerapkan jalur pendaratan menuju Bandara Seletar dengan melalui wilayah udara Johor. Sedangkan, Malaysia memutuskan tidak lagi memajukan garis batas pelabuhan mereka di Perairan Tuas.