Kisah Prajurit TNI Dihajar 15 Pemuda Saat Jual Durian

Ilustrasi prajurit TNI AU
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA – Dua prajurit Tentara Nasional Indonesia dari Angkatan Udara, menderita luka-luka. Keduanya terluka akibat dipukuli belasan anggota organisasi masyarakat Pemuda Pancasila di Kota Bekasi, Jawa Barat. Tak hanya dipukuli, kepala dan wajah keduanya juga dihajar pakai buah durian.

Kasus ini terjadi pada Kamis dinihari, 22 Maret 2018. Dari hasil penyelidikan petugas kepolisian, semua berawal dari kisah prajurit TNI AU bernama Praka Ade Septiyanto, yang sedang mencari nafkah dengan menjual buah durian di depan pusat perbelanjaan Giant, Jati Kramat, Jatiasih, Kota Bekasi.

Saat itu, Praka Ade sedang menunggu pembeli di dalam lapak durian miliknya. Tiba-tiba saja, sebanyak 15 anggota Pemuda Pancasila datang menghampirinya.

Dengan tanpa basa basi, tiba-tiba kelompok ormas ini memalak Praka Ade, mereka meminta Praka Ade memberikan sembilan buah durian kepada kelompok itu, tanpa harus membayar.

Memang, tak ada seorang pun anggota ormas itu yang tahu jika penjual durian itu adalah prajurit TNI AU. Apalagi ketika itu Praka Ade tidak mengenakan seragam militernya.

Karena tak terima dengan perlakuan kasar itu, Praka Ade menolak permintaan mereka. Karena tak terima dengan penolakan itu, belasan anggota ormas itu lalu menghajar Praka Ade.

Meski seorang diri, Praka Ade berusaha membela diri dan melakukan perlawanan. Saat kondisi semakin tak menentu, seorang teman Praka Ade bernama Praka Hendrik, tiba di lokasi dan langsung melerai.

Tapi, anggota PP justru semakin marah dan malah menyerang Praka Hendrik. Kedua prajurit TNI AU itu akhirnya dipukuli beramai-ramai. Bahkan, kelompok itu mengambil buah durian dan menghantamkan buah berduri itu ke wajah dan kepala Praka Ade dan Praka Hendrik. Setelah kedua korban terluka, pelaku langsung kabur.

Menurut Kepala Polres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto, petugas sudah menangkap satu dari 15 pelaku. Orang yang ditangkap itu bernama Aldi Pratama.

Dalam penyelidikan diketahui, pria berusia 21 tahun itu merupakan orang yang pertama kali menyerang Praka Ade, dia juga adalah orang yang menghantamkan durian ke wajah dan kepala kedua korban.

Sementara, 14 pelaku lainnya masih diburu dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang atau DPO. Indarto mengatakan, dalam mengusut kasus ini, polisi tak seorang diri, polisi juga dibantu POM TNI dan Pemuda Pancasila.

"Pelaku yang buron sudah kita DPO kan dan kita juga dibantu oleh Pom AU dan PP," ujar Indarto, Selasa 3 April 2018.

Sejauh ini kata Indarto, ormas PP dan TNI telah melakukan musyawarah, dan keduanya bersepakat untuk menyelesaikan kasus ini dengan jalan damai. Hanya saja, kasus kekerasan terhadap Praka Ade dan Praka Hendrik tetap berjalan. Dan polisi akan memburu seluruh pelaku untuk memproses mereka dengan hukum yang berlaku.

"TNI AU koordinasi dengan kita dan sudah musyawarah dengan Ormas PP. Pertama mereka damai dan kedua TNI minta proses hukum tetap berjalan," kata dia.